4 Amalan Pelebur Dosa

  • Setiap manusia tidak lepas dari berbuat kesalahan dan dosa, namun jangan berputus asa dari rahmat Allah. Walau dosa setinggi langit, Allah tetap berkenan menerima taubat dan mengampuni kita.
  • Di antara 4 amalan penggugur dosa:

1) Bertaubat kepada Allah

– Hukumnya wajib

Syarat taubat:

– Berhenti dan menyesali dosanya

– Bertekad tidak mengulanginya

– Menyelesaikan urusan dengan orang yang dizhalimi

2) Memperbanyak istighfar

3) Memperbanyak dzikir dan tasbih

– Barangsiapa membaca ‘subhanallahi wabihamdihi’ 100 kali sehari, maka Allah akan mengampuni dosanya walau sebanyak buih di lautan.

4) Berbuat kebaikan

– Ada amalan penggugur dosa tertentu

– Ada amalan penggugur dosa secara umum

– Amalan kebaikan secara umum menghapus dosa

  • Dosa akan menimbulkan noda hitam di hati. Jika bertaubat, maka noda tersebut akan hilang. Jika tidak, maka noda tersebut akan bertambah menutupi dan merusak hatinya, sehingga dapat membahayakan keadaannya di akhirat.

<>

Setiap manusia tentu berbuat dosa

Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan dan dosa, di antaranya:

Mata sering melihat yang haram.

Kaki sering melangkah ke tempat-tempat maksiat.

Telinga sering mendengarkan perkataan dan suara yang haram.

Lidah sering bicara yang tidak benar, melaknat, bersumpah palsu, menuduh, membicarakan aib sesama muslim, mengejek, mengadu domba, memfitnah.

Tangan sering menyentuh perempuan yang bukan mahram, mengambil barang yang bukan miliknya, mencuri, memukul, bahkan membunuh.

Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya pun telah menetapkan bahwa setiap manusia senantiasa melakukan dosa dan kesalahan. Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi (yang artinya), “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat salah di waktu siang dan malam, dan Aku senantiasa mengampuni semua perbuatan dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku!” (H.R. Muslim No. 2577).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang banyak bertaubat.” (H.R. At Tirmidzi, dan dinilai hasan oleh al-Albani).

Jangan berputus asa dari rahmat Allah

Tentunya tidak ada satupun dari kita yang ingin meninggal dalam keadaan membawa dosa kepada Allah Ta’ala, karena dosa dapat menjadikan seseorang tertimpa malapetaka baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Dengan rahmat-Nya, Allah Ta’ala menjadikan banyak sebab yang bisa menggugurkan dosa seorang hamba.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S. Az-Zumar: 53).

Di antara pengugur dosa seseorang:

1) Bertaubat kepada Allah Ta’ala

Bertaubat hukumnya wajib bagi seorang muslim. Imam an-Nawawi rahimahullah bertutur, “Para ulama telah sepakat bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib. Wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, baik itu dosa kecil apalagi dosa besar.” (Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim, 17/59).

 Allah Ta’ala berfirman, Dan bertaubatlah kalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (Q.S. An-Nur: 31).

Syarat-syarat taubat

Al Iqla’u: berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang pernah dilakukan.

An Nadamu: menyesali perbuatan dosa tersebut.

– Al ‘Azmu: bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan itu.

Menyelesaikan urusan dengan orang yang pernah dizalimi. Jika berupa harta, maka harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka harus meminta maaf. Jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus bertaubat kepada Allah Ta’ala dan tidak perlu minta maaf kepada orang yang dighibahi atau diumpat.

2) Memperbanyak istighfar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh kepada umatnya agar senantiasa memperbanyak istighfar kepada Allah Ta’ala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Demi Allah, sungguh aku senantiasa beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (H.R. Bukhari).

Dengan terus memperbanyak istighfar, maka Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa dan kesalahan yang bisa jadi kita lakukan tanpa sengaja. 

Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi (yang artinya), “Wahai anak Adam seandainya dosamu setinggi langit, kemudian engkau beristighfar memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak akan memedulikannya lagi.” (H.R. At Tirmidzi, beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan).

3) Memperbanyak dzikir memuji Allah Ta’ala

Setiap kita pasti menginginkan ampunan dari Allah Ta’ala dengan cara yang mudah. Kita pun lebih semangat mengerjakan berbagai amalan ringan yang dapat menghapus dosa dan kesalahan. Allah Ta’ala -dengan rahmat dan kasih sayang-Nya- tidak ingin hamba-Nya terus bergelimang dosa.

Di antara bukti rahmat Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya adalah amalan ringan berpahala besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim berikut.

“‘Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu mengusahakan seribu kebaikan setiap hari?’ Ada di antara sahabat yang hadir bertanya kepada beliau, ‘Bagaimana mungkin ada di antara kita yang mampu mengusahakan seribu kebajikan?’ Beliau bersabda, ‘Ia bertasbih seratus kali, akan dituliskan baginya pahala seribu kebajikan atau dihapuskan darinya seribu keburukan’.”

Demikian pula dalam sabda Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam “Barang siapa membaca ‘subhanallahi wabihamdihi’ (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih di lautan. (H.R. Muslim).

4) Berbuat kebaikan sebagai pelebur dosa

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menerangkan bahwa amal shalih yang dapat menghapus dosa ada dua jenis:

Pertama, yang dapat menghapus dosa tertentu saja, seperti kafarat yang hanya dapat menggugurkan dosa orang yang berhubungan badan di siang hari bulan Ramadhan, atau seperti membayar diyat bagi jamaah haji yang melanggar larangan ketika sedang ihram.

Kedua, yang dapat menghapus dosa secara umum. Amal shalih jenis ini ada dua macam:

  1. a) Amal shalih yang dijelaskan secara khusus oleh dalil bahwa dapat menghapus dosa, seperti dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (R. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lainnya, Barangsiapa yang berwudhu seperti ini kemudian ia keluar menuju masjid dan tidak ada sesuatu yang menyebabkan ia keluar kecuali untuk sholat, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R. Muslim). 

  1. b) Seluruh amal shalih yang tidak ada dalil khusus terkait penghapusan dosa, namun masuk dalam keumuman firman Allah Ta’ala (yang artinya) Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus perbuatan-perbuatan yang buruk (dosa). Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (S. Hud: 114).

Demikian pula tercakup dalam hadits Bertakwalah kepada Allah di mana pun anda berada; iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya; serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik. (H.R. At Tirmidzi, beliau menilai hadits ini hasan shahih).

Bahaya menumpuk dosa tanpa bersegera bertaubat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk tidak menumpuk dosa, Sesungguhnya seorang hamba apabila ia berbuat satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Apabila dia berusaha menghilangkannya, beristighfar, serta bertaubat maka terhapuslah titik tersebut. Jika kembali berbuat dosa maka titik hitam tersebut akan bertambah sehingga memenuhi ruang hati. Itulah yang disebut dengan ‘ron’ (penutup hati) yang disebutkan Allah (dalam Q.S. Al Muthaffiffiin : 14) ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya dosa yang selalu mereka perbuat itu menutupi hati mereka’.” (H.R. At Tirmidzi, beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Jika seseorang terus mengulang dosanya, kemudian ditambah dengan dosa-dosa yang lain tanpa ada dorongan untuk segera bertaubat dan mengiringinya dengan amal shalih, maka semakin banyak noda-noda hitam yang menggelapkan hatinya. Akibatnya, hatinya tertutupi dari cahaya Allah Ta’ala, ia menjadi jauh dari ilmu, tidak memedulikan kualitas iman dan kesehatan hatinya, nasihat susah untuk masuk ke hatinya, hingga akhirnya dia meninggal sebelum bertaubat atas dosa-dosanya yang dapat menjadi petaka baginya di akhirat kelak.

<>

Penulis : Arga Makalalag (Alumnus Ma’had Al ‘Ilmi)

Pemuroja’ah : Ustadz Abu Salman, B.I.S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *