AGAR REZEKI LAPANG DAN UMUR PANJANG

Edisi 2017

  • Keinginan kebanyakan manusia adalah agar memiliki rezeki yang lapang dan umur yang panjang
  • Rezeki dan umur seseorang telah ditentukan oleh Allah sejak ditiupkan roh, juga sudahtertulis dan terkumpul di kitab induk bernama lauhul mahfudz. Kemudian secara berkala diturunkan kepada para Malaikat, disebut takdir yaumi (harian) dan takdir sanawi (tahunan)
  • Ditambahkan rezeki dan dipanjangkan umuradalah yang ada dicatatan malaikat Makna lainnya adalah perihal keberkahannya
  • Ada beberapa amalan yang dapat membantu memperpanjang umur dan melapangkan rezeki:
  1. Menjalin silaturahim
  2. Beristighfar
  3. Memberi sedekah
  4. Berbakti kepada orang tua
  5. Berdoa

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa athoitanii wa athil hayaatii ala thoatik wa ahsin amalii wagh-fir lii (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku). (Diambil dari Syarh Ad Du’a minal Kitab was Sunnah)

Mengiginkan umur panjang dan rezeki lapang adalah sifat umum yang ada pada kebanyakan manusia. Rezeki dan umur sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala sejak ruh manusia ditiupkan di dalam rahim (kandungan). Takdir manusia juga sudah tertulis dan terkumpul di kitab induk bernama lauhul mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan manusia dan bumi.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الـْمَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

“…Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintah untuk menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sabda beliau yang lain,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR.Muslim)

Kemudian secara berkala diturunkan kepada para Malaikat yang disebut sebagai takdir yaumi (harian) dan takdir sanawi (tahunan).

Allah Taala berfirman,

كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

Setiap waktu Dia dalam kesibukan.(QS. Ar-Rahmaan: 29)

Rezeki yang bertambah lapang dan umur yang bertambah panjang adalah rezeki dan umur yang ada di catatan malaikat tersebut. Makna lain dari ditambahkan rezeki dan dipanjangkan umur adalah perihal keberkahannya. Sehingga ia dapat menggunakan rezeki dan umurnya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Rezeki yang lapang bukanlah dengan banyaknya (hitungan angka), umur yang panjang bukanlah dengan banyaknya bulan dan tahun yang dilalui. Namun, (hakikat) rezeki yang lapang dan umur yang panjang ialah dengan berkah yang terdapat di dalamnya (banyaknya ketaatan dan kebajikan). (Lihat ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hal. 201)

Berikut amalan-amalan yang dapat memanjangkan umur dan melapangkan rezeki:

Pertama, silaturahim

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturahimnya (dengan kerabat).” (HR. Bukhari)

Al Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata, “Para ulama mengatakan, yang dimaksud dilapangkan rezekinya adalah, adanya keberkahan padanya. Sebab menyambung tali silaturahim adalah sedekah, dan sedekah dapat mengembangkan harta, sehingga semakin bertambah dan bersih” (Lihat Fathul Bari, 4/303)

Imam an-Nawawi rahimahullah dalam Syarah Riyadlus Shalihin, ketika beliau menyebutkan hadis ini, beliau menjelaskan bahwa maskudnya adalah يؤخر لَهُ في أجلِهِ وعمرِهِ (ditunda baginya ajalnya), sebagaimana juga dijelaskan oleh al-Qurthubi di dalam tafsirnya (Lihat Adabul Mufrad hal. 34, Syarah Riyadlus Shalihin hal. 212,  Tafsir Al-Qurthubi, 9/330)

Kedua, istighfar

Allah Taala berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai.(QS. Nuh: 10 – 12)

Ibnu Shabih berkata bahwa ada seseorang mengeluhkan paceklik kepada Hasan Al Basri. Lalu beliau rahimahullah berkata kepadanya, Beristighfarlah (mintalah ampun) kepada Allâh Azza wa Jalla!”

Ada lagi seseorang datang mengeluhkan kefakirannya. Beliau berkata, “Mintalah ampun kepada Allâh Azza wa Jalla!”.

Ada lagi yang mengeluhkan, “Doakanlah agar aku dikaruniai anak!” Beliau menjawab, “Mintalah ampun kepada Allâh Azza wa Jalla !”

Lantas kami pun menanyakan hal itu kepada al-Hasan. Beliau rahimahullah berkata, “Yang aku katakan sedikitpun bukan berasal dariku. Sesungguhnya Aku mengambil pelajaran dari firman Allah Ta’ala dalam Surat Nuh ayat 10-12.” (Lihat Tafsir Al Maroghi, 29/8)

Ketiga, Sedekah

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,

“Aku akan memberi khabar gembira kepada kamu tentangnya wahai Ali. Dan berikanlah khabar gembira kepada umatku selepasku dengannya: Bersedekah dengan cara yang benar, berbuat kebaikan, berbakti kepada dua orang tua, menjalin silaturahim, akan mengubah kesedihan kepada kebahagiaan, menambahkan umur, serta menghalang perkara-perkara yang buruk.” (HR. Abū Nu‘aym dalam al-Ḥilyah. Lihat Silsilah al-Ḍa‘īfah, 3795).

Dalam riwayat lain,

الصَّدَقَةُ تَرُدُّ الْبَلاَءَ وَتُطَوِّلُ الْعُمُرَ

Sedekah itu menolak bencana dan memanjangkan umur.” (Lihat Tanqihul Qaul Imam Suyuti, hal. 112).

إِنَّ الصَّدَقَةَ لاَ تَزِبْدُ الْمَالَ إِلاَّ كَثْرَةً

Sesungguhnya sedekah hanya menambah harta semakin banyak.” (HR. Ibnu ‘Adi dari Ibnu Umar, lihat Jami As-Shagir 2, hal. 14).

Keempat, berbakti kepada kedua orang tua

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ 

Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim.(HR Ahmad, 3:229; 3:266. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam suatu riwayat dikisahkan,

Sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dengan sebuah mimpi yang mengherankan. Dalam mimpiku, aku melihat seorang laki-laki dari umatku didatangi oleh malaikat untuk mencabut nyawanya. Tiba-tiba datanglah amalan berbakti kepada ayahnya lalu menolak malaikat maut dari orang tersebut. (Lihat Umdatul Qari Syarh Shahih Al-Bukhari, 11/181, https://shamela.ws/book/29960/183)

Kelima, perbanyak doa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan Anas bin Malik dalam urusan akhirat dan dunianya,

اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا، وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ

Ya Allah, tambahkanlah rizki padanya berupa harta dan anak serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain,

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis di atas menunjukkan bolehnya berdoa meminta banyak harta dan banyak anak pada Allah. Dan hal ini sama sekali tidak mengingkari kebaikan akhirat. (Lihat Fathul Bari, 4/229)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  juga membolehkan untuk meminta panjang umur (asalkan dimanfaatkan dalam kebaikan),

Dari ‘Abdurrahman bin Abi Bakroh, dari ayahnya Abu Bakroh bahwa ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Wahai Rasulullah, manusia mana yang dikatakan baik?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam   menjawab, “Yang panjang umurnya namun baik amalnya.” “Lalu manusia mana yang dikatakan jelek?”, tanya laki-laki tadi. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam  menjawab, “Yang panjang umurnya namun jelek amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 2330, shahih lighoirihi).

Maka marilah perbanyak doa,

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa athoitanii wa athil hayaatii ala thoatik wa ahsin amalii wagh-fir lii (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku). (Diambil dari Syarh Ad Du’a minal Kitab was Sunnah karya Al Qohthoni)

Ditulis : Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd. (Redaktur Buletin At Tauhid) dari https://muslim.or.id/88354-agar-rezeki-lapang-dan-umur-panjang.html

Dimurajaah : Ustaz Abu Salman, B.I.S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *