SALING MENGASIHI DAN SALING MENASIHATI

————–

  • Saling menasihati adalah sikap seorang mukmin, wujud kecintaan seorang mukmin, jalan keselamatan dari kerugian, kontribusi dalam dakwah, serta amal yang sangat utama.

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim)

 

  • Nasihat berarti menginginkan kebaikan terhadap yang dinasihati.

 

  • Orang yang menolong agama Allah akan ditolong oleh Allah.

”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Q.S. Muhammad: 7)

 

  • Kita sangat membutuhkan nasihat.

Katakan! Wahai orang yang memberi nasihat kepadaku, justru engkau lebih perlu menerima nasihatmu sendiri seandainya engkau mau merenungkannya (Manzhumah Abu Ishaq Al Ibiri)

 

 

————

Nasihat! Sebuah kata yang indah dan penuh makna. Bahkan syariat menjadikannya bagian yang penting di dalam agama ini sampai-sampai Rasul shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, Agama adalah nasihat (H.R. Muslim) dan tidaklah segala yang terdapat di agama ini kecuali nasihat (Syarah Arbain An Nawawi, Syaikh Shalih Al Utsaimin hal 135). Nasihat ialah wujud kecintaan kita terhadap yang diberi nasihat. Hal ini dikarenakan nasihat memiliki arti yaitu menginginkan kebaikan terhadap yang dinasihati(Fathul Qowy Matin, hal 54).

 

Nasihat bentuk cinta kepada sesama

Seorang mukmin ialah seseorang yang mencintai saudaranya dan bentuk kecintaannya terhadap saudaranya tersebut diantaranya berupa nasihat. Kecintaan seorang mukmin terhadap mukmin lainnya itu sangat penting dan merupakan sifat yang wajib dimiliki oleh seorang mukmin dikarenakan Rasul shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri” (H.R. Bukhari dan Muslim). Maksud dari kata tidak beriman disini ialah tidak memiliki kesempurnaan iman (Syarah Arbain An Nawawi , Syaik Shalih Al Utsaimin hal 183). Maksud dari kata ‘mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri’ disini ialah apabila seseorang menginginkan suatu kebaikan untuk dirinya, maka bila ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya, ia pun akan menginginkan kebaikan tersebut untuk saudaranya tersebut (Fathul Qowy Matin hal 59). Salah satu bentuk menginginkan kebaikan tersebut untuk saudaranya ialah dengan saling menasihati.

Imam Hasan Al Bashri mengatakan, “Berkata sebagaian sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Demi dzat yang nyawaku berada di tangannya, sesungguhnya hamba Allah yang paling dicintai di sisi Allah ialah yang mencintai Allah lewat hambanya dan mencintai hamba Allah karena Allah dan mereka yang menyebarkan nasihat di muka bumi’ (Jamiul Ulul Wal Hikam hal 224).

 

Pentingnya saling memberi nasihat dan Saling menasihati merupakan jalan keselamatan

Di dalam Surah Al Ashr, Allah Ta’ala menjelaskan kepada manusia bahwa sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian. Hal itu terlihat dari ayat kedua dari surah Al Ashr yang artinya, “Sungguh, manusia berada di dalam kerugian” (Q.S Al-Ashr : 2). Seakan-akan Allah ingin menunjukkan bahwa manusia tenggelam dalam banyak kerugian yang mana bila kerugian diibaratkan sebagai suatu lautan, maka manusia sedang tenggelam di dalam lautan kerugian tersebut yang berarti ia diliputi kerugian dari segala sisi (Tafsir Juz Amma, Dr. Firanda Andirja). Kemudian, Allah memberikan pengecualian di ayat selanjutnya menjelaskan sebagai berikut, “Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (Q.S. Al-Ashr : 3).

Dari ayat ini bisa kita ambil beberapa kesimpulan mengenai nasihat

  • Kata keimanan disifati atau disandingkan dengan kata saling menasihati, hal ini menjadi tanda bahwanya saling menasihati merupakan perkara yang penting dan besar manfaatnya.
  • Kata saling menasihati diulang di dalam ayat ini sebanyak dua kali yaitu saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa perkara saling menasihati merupakan perkara yang penting.
  • Di ayat sebelumnya , Allah menjelaskan bahwasanya manusia berada di dalam kerugian, lalu di ayat ini Allah membuat pengecualian mana saja manusia yang selamat dari kerugian. Yang menjadi pokok pembahasan ialah perkataan saling menasihati masuk ke dalam pengecualian, sehingga hal ini menunjukkan betapa pentingnya nasihat.

 

Saling menasihati merupakan jalan keselamatan dari kerugian, yang mana saling menasihati itu sendiri merupakan salah satu penerapan dari amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, dengan kita saling menasihati terhadap sesama, maka kita juga ikut berkontribusi di dalam dakwah Islam. Allah Ta’ala berfirman di dalam Q.S Ali Imran ayat 104 yang memiliki arti sebagai berikut,

Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang orang yang beruntung” . Pada ayat tersebut mereka yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar (saling menasihati) disifati oleh Allah sebagai orang-orang yang beruntung.

 

Menghilangkan rasa takut dan tidak enakan dalam memberikan Nasihat serta adab dalam memberikan nasihat

Setelah kita sadar pentingnya untuk saling menasihati, terkadang sebagian dari kita takut dan tidak enakan dalam memberikan nasihat. Oleh karena itu, perlulah kita ingat bahwasannya dengan memberikan nasihat kepada yang lain, kita juga turut berkontribusi di dalam menolong dan menegakkan agama Allah ini.

 

Orang orang yang menolong agama Allah dan ikut menegakkan agamanya, maka ia pun akan ditolong oleh Allah . Allah berfirman di dalam surah muhammad ayat 7 yang artinya sebagai berikut, ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Dan Allah juga berfirman di surah Al hajj ayat 40 yang memiliki arti sebagai berikut :”Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya”. Dengan berpegang teguh dengan dua ayat di atas, InsyaAllah akan memotivasi kita untuk memberikan nasihat dikarenakan Allah akan menolong hamba-Nya yang menolong agama Allah.

 

Saling menasihati merupakan salah satu amal yang paling afdhol

Selain itu, memberikan nasihat merupakan salah satu amal yang paling afdhol. Hal ini berdasarkan perkataan Ibnu mubarok rahimahullah yang mana beliau pernah ditanya oleh seseorang “Amalan apakah yang paling afdhol? Beliaupun menjawab : “Saling menasihati karena Allah” (Jamiul Ulul Wal Hikam hal 225).

 

Hal ini dikarenakan dengan nasihat kita dapat menunjukkan maslahat atau manfaat atau kebaikan kepada orang yang dinasihati, sehingga apabila dilakukan karena Allah maka akan mendapat ganjaran pahala di sisi Allah. Kemudian apabila orang tersebut melakukan hal yang kita nasihatkan kepadanya, maka kita pun mendapatkan pahala yang semisal dengan orang tersebut. Hal ini berdasarkan perkataan Rasulullahu shalllallahu ‘alaihi wa salam, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim).

 

Lalu tidak lupa juga untuk selalu mengikhlaskan niat kepada Allah dalam perkara saling menasihati, dikarenakan amal seseorang tergantung niatnya. Kemudian bersabarlah dalam perkara saling menasihati terhadap fitnah dan gangguan di jalan dakwah. Ingatlah selalu bahwasanya Allah akan menolong orang yang menolong agamanya.

 

Jangan lupa adabnya

Adapun dalam memberikan nasihat kita harus memerhatikan adab-adab, antara lain:

  • Didasari oleh niat yang ikhlas yaitu karena Allah
  • Menasehati dengan cara yang disyariatkan
  • Menggunakan kata kata yang baik
  • Selalu melakukan tabayyun terlebih dahulu
  • Tidak melakukan su’uzhon atau buruk sangka
  • Tidak memaksa agar nasihatnya dapat diterima
  • Tidak menasihati didepan umum, lakukan secara sembunyi sembunyi
  • Dalam memberikan nasihat, tidak memancing pertengkaran atau melakukan provokasi (tahrisy).

 

Membangun sikap mencintai nasihat

Tidak lupa juga bagi diri kita untuk selalu mencintai dan menerima nasihat yang benar. Nasihat yang benar ialah nasihat yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah. Dengan membangun sikap mencintai nasihat akan menyelamatkan kita dari kerugian dan menghantarkan kita untuk mendapatkan kebaikan atau kemaslahatan.

 

Janganlah kita sibuk memberi nasihat akan tetapi kita sendiri tidak mengerjakannya dan melupakan diri kita sendiri. Hal itu merupakan perilaku orang yahudi dan Allah mencelanya. Allah berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 44 yang artinya, “Mengapa kamu menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri?”.

 

Dan ada juga adasyair yang indah,

Katakan! Wahai orang yang memberi nasihat kepadaku, justru engkau lebih perlu menerima nasihatmu sendiri seandainya engkau mau merenungkannya (Manzhumah Abu Ishaq Al Ibiri)

 

Orang yang mengabaikan dan menolak nasihat maka tidak akan selamat dari kerugian dan kebinasaan sebagaimana kaum terdahulu. Hal ini berdasarkan firman Allah di surah Al A’raf 78-79 yang memiliki arti sebagai berikut,

Lalu datanglah goncangan gempa menimpa mereka sehingga mereka mati bergelimpangan di rumah mereka. Nabi Shalih pun pergi berpaling meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sungguh aku telah sampaikan risalah dari Rabbku. Aku telah berusaha untuk menyampaikan nasihatku kepada kalian. Namun, kalian tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”

 

Penulis David Erlangga C (Alumnus Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta dan Wisma Muslim)

Murajaah Ustaz Abu Salman B.I.S.

         

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *