Mewaspadai Kebangkitan Komunisme di Indonesia

Edisi 1641

  1. 1.Komunisme mempunyai pokok-pokok ideologi kufur yang sangat bertentangan dengan Islam, di antaranya tidak percaya adanya Tuhan, ingkar terhadap hari kiamat, ingkar terhadap al-Jannah (surga) dan an-Naar (neraka), dan menentang semua agama.
  2. 2.Di antara bentuk bimbingan Islam yang indah dalam mendekatkan hubungan antara kalangan atas dengan kalangan bawah adalah adanya zakat, infak, dan sedekah dengan berbagai jenisnya.
  3. 3.Komunisme merupakan bahaya laten yang harus selalu dipantau, diwaspadai, dan diputus sampai keakarnya.

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” 

(Q.S. Ath-Thur: 35-36)

Komunis merupakan sebuah kata yang tak asing lagi bagi sebagian besar rakyat Indonesia, terlebih kaum muslimin. Bahkan, sebagian orang mungkin sangat benci saat mendengar kata tersebut, karena dapat mengingatkan pada luka lama dan rekam jejak orang-orang komunis yang sadis, kejam, dan tak berperikemanusiaan yang kita kenal dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Berbagai operasi berdarah pun mereka lakukan atas nama revolusi.

Jika melihat pada sejarah, orang-orang komunis di negeri tercinta ini tak surut untuk berhenti mewujudkan cita-cita jahat mereka, yaitu merebut kekuasaan tertinggi di Nusantara dan menjadikannya sebagai negara komunis. Makar dan kekuatan terselubung juga berusaha mereka himpun. 

Pokok-Pokok Ideologi Komunis

Banyak orang mengira bahwa sosialisme-komunisme hanyalah sebatas ideologi yang berkaitan dengan sistem ekonomi dan politik saja. Padahal masalahnya tak sebatas itu.

Sosialisme-komunisme mempunyai pokok-pokok ideologi kufur yang sangat bertentangan dengan Islam. Pokok-pokok ideologi komunis tersebut antara lain,

  • Tidak percaya adanya Tuhan
  • Ingkar terhadap hari kiamat
  • Ingkar terhadap al-Jannah (surga) dan an-Naar (neraka)
  • Menentang semua agama

Ideologi mereka mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Hal ini sungguh merupakan kekufuran yang nyata. Ideologi bahwa tidak ada Tuhan yang menciptakan alam semesta dan seisinya adalah ideologi ateis yang membinasakan. Ia bertentangan dengan Kitab Suci dan fitrah yang suci. Allah  Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (Q.S. Ath-Thur: 35-36).

Syaikh Abdur Rahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata,

Ini merupakan bentuk penyajian argumen, dengan sesuatu yang mau tidak mau mereka harus tunduk kepada kebenaran atau keluar dari konsekuensi akal dan agama. Penjelasannya adalah bahwa mereka mengingkari adanya Allah Yang Maha Esa dan mendustakan Rasul-Nya yang mengharuskan pengingkaran bahwa Allah yang menciptakan mereka.

Sungguh, telah ditetapkan sebagai hukum akal dan syariat bahwa penciptaan manusia tidak keluar dari tiga keadaan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Tafsir as-Sa’di, yaitu:

(1) Mereka tercipta dengan sendirinya, yakni tanpa ada Sang Pencipta yang menciptakan mereka, tetapi ada dengan sendirinya. Ini tentunya sangat mustahil

(2) Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini juga mustahil. Jadi, dua kemungkinan ini batil dan mustahil terjadi.

(3) Allah yang menciptakan mereka. Jika hal ini telah diakui, dapatlah diketahui bahwa Allah ialah satu-satu-Nya Dzat yang patut diibadahi dan tidaklah pantas suatu ibadah diberikan kecuali hanya kepada-Nya.” (Taisir al-Karimir Rahman, hal. 816).

Ideologi mereka menentang semua agama merupakan bukti nyata bahwa orang-orang komunis itu liar dan tak mau diatur oleh aturan agama. Menurut bapak komunisme dunia, Karl Marx, agama adalah opium alias candu. Maksudnya, agama tidak membawa kebaikan dan hanya mendatangkan malapetaka. Agama hanya menipu dan menyesatkan masyarakat.

Maka dari itu, orang-orang komunis sangat membenci orang yang taat beragama, terkhusus muslim. Tak heran, di kala mereka mempunyai kekuasaan dan merajalela, tokoh-tokoh muslimlah yang pertama kali menjadi target kekejaman dan kebengisan mereka.

 Komunis Bertentangan dengan Aqidah Islam

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

Di antara akidah kufur yang bertentangan dengan akidah yang benar dan menyelisihi agama yang dibawa oleh para Rasul shallallahu alaihi wa sallam adalah keyakinan kaum ateis masa kini pengikut Karl Marx, Vladimir Ilyich Lenin, dan para penyeru ateis dan kekufuran selain mereka, baik mereka beri nama dengan sosialisme, komunisme, ba’ts, atau yang selainnya.

Kemudian beliau berkata, “Di antara pokok-pokok ideologi mereka antara lain; tidak ada tuhan, dan hidup adalah materi (materialistis), ingkar terhadap hari kiamat, ingkar terhadap surga dan neraka, dan menentang semua agama.” (Al-Aqidah ash-Shahihah wama Yudhadduha, hlm. 12-13).

Ajaran komunis mengingkari hari kiamat, surga, dan neraka merupakan kekufuran yang nyata. Beriman kepada hari kiamat, surga, dan neraka merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Barang siapa mengingkarinya, dia kafir.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang, dan gunung benar-benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan. Pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), ‘Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya’.” (Q.S. Ath-Thur: 9-14).

Islam Menolak Komunisme

Islam tidak membedakan antara si kaya dan si miskin bahkan Islam menjaga dan merekatkan hubungan antara kalangan atas dan kalangan bawah. Hal ini tidak seperti komunisme yang memposisikan kalangan atas sebagai musuh yang harus diperangi dan diambil hartanya, sementara kalangan bawah menjadi kaum tertindas yang harus dibela dan diperjuangkan haknya.

Di antara bentuk bimbingan Islam yang indah dalam mendekatkan hubungan antara kalangan atas dengan kalangan bawah adalah adanya zakat, infak, dan sedekah dengan berbagai jenisnya; zakat mal (harta), zakat peternakan, zakat hasil pertanian, rikaz, dan lain-lain. Ia dikeluarkan oleh si kaya lalu disalurkan kepada yang berhak mendapatkannya, termasuk orang-orang fakir dan miskin. Bahkan, tidaklah zakat fitrah disalurkan melainkan untuk kalangan bawah fakir dan miskin semata.

PKI menghalalkan segala cara agar tujuannya bisa tercapai, termasuk menggunakan cara adu domba, yang mereka sebut dengan “pertentangan kelas”. Pertentangan antara kelas borjuis (pemilik tanah/modal) dan kaum proletar (rakyat jelata, buruh tani miskin). Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak akan masuk surga, orang yang suka mengadu domba.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Padahal Islamlah yang sangat memperjuangkan kaum fakir dan miskin. Pembelaan Islam terhadap orang fakir dan miskin adalah tanpa mengeksploitasi mereka. Apalagi dijadikan alat pertarungan kelas. Pembelaan Islam terhadap mereka adalah dengan memberdayakannya, memberi perhatian, menyayangi, dan membantu mengatasi kesulitannya.

Bagi yang tidak mempunyai kepedulian, Islam memberi peringatan keras sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama itu? Maka, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan enggan memberi makan orang miskin.” (Q.S. Al-Ma’un: 1-3).

Dalam firman Allah yang lain,

“Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.”(adh-Dhuha: 9-10).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah akan menolong (membantu) seorang hamba manakala hamba tersebut mau menolong (membantu) saudaranya. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Islam merupakan pembela sejati kaum yang lemah, miskin, dan tertindas. Islam menolong kaum yang lemah tanpa harus mengeksploitasi, mempertarungkan dan memperalat mereka seperti komunisme. 

Penutup

Komunisme merupakan bahaya laten yang harus selalu dipantau, diwaspadai, dan diputus sampai ke akarnya. Oleh karena itu kita membutuhkan ilmu, keberanian, dan penanganan yang tepat. Jika tidak, bukan suatu yang mustahil peristiwa 1948 Madiun dan G30S/PKI 1965 terulang kembali. Na’udzu billaahi min dzaalik…

Semoga Allah Ta’ala melindungi bangsa dan negara Indonesia dari pemahaman dan makar jahat PKI, menjaga para pemimpin bangsa dan rakyat Indonesia dari pokok-pokok ideologi komunis yang sesat dan menyesatkan, dan semoga kita selalu teguh di atas bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia. Aamiin….

Penulis : Abu Habibah Muhammad Nurwijaya, S.Pd.

Murajaah : Ustaz Abu Umair, B.A., S.PdI., M.Pd.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *