AGAR DOAMU TERKABUL

Edisi 1842

Di antara hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam berdoa adalah bagaimana etika/adab ketika berdoa. Berikut ini adalah adab-adab dalam berdoa.

  1. Berdoalah dengan rasa harap dan cemas
  2. Jangantergesa-gesa dalam berdoa 
  3. Mulailah berdoa dengan mengucapkan kalimat tauhid
  4. Memulai doa dengan pujian dari Nama dan Sifat Allah Ta’ala
  5. Rutindan sabar dalam berdoa
  6. Menghadirkanhati dalam berdoa
  7. Berdoa pada waktu-waktuijabah (terkabulnya doa)*

*Selengkapnya dalam buletin

Doa adalah sebuah ibadah yang agung. Dimana seorang hamba merasa butuh akan Rabbnya. Di dalam doa terpanjatkan permintaan dan permohonan. Di dalam doa pula seorang hamba mengadu kepada Allah dan sebagai ucapan syukur kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Q.S. Al-Mukmin: 60).

Tidak sepantasnya bagi seorang hamba jika ia berdoa kepada selain Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah yang mampu memenuhi kebutuhan hamba-Nya, hanya Allah lah yang menghilangkan kesulitan hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” (Q.S. An-Naml: 62)

Macam-macam Doa

Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah, doa terbagi menjadi 2 macam, yaitu doa ibadah dan doa masalah

  1. Doa ibadah
    Yang dimaksud dengan doa ibadah adalah pujian kepada Allah Ta’aladan berdzikir kepada-Nya. Jadi semua doa adalah ibadah karena mencakup dua hal di atas.
  2. Doa masalah
    Sedangkan doa masalah adalah meminta kebutuhankepada Allah Ta’ala.Karena permohonan kebutuhan seorang hamba, tidak luput dari masalah yang menimpa seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan-jalan orang yang Engkau beri nikmat” (Q.S. Al-Fatihah: 6-7).

Dalam ayat ini terkandung semua permintaan dan doa. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membaca ‘Aamin’ ketika telah selesai membaca surah Al-Fatihah. Dan aamiin itu sendiri memiliki makna, “Yaa Allah, semoga Engkau kabulkan”. Dan orang yang membaca aamiin sesungguhnya ia telah ikut dalam berdoa dan surah Al-Fatihah itu seluruhnya mencakup doa, baik doa ibadah maupun doa masalah. (Ba’du Fawa’id Surah Al-Fatihah, Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Di antara hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam berdoa adalah bagaimana etika/adab ketika berdoa. Jika yang kita pinta itu adalah makhluk, itupun ada adabnya. Apalagi yang kita pinta itu adalah Allah Pencipta kita, tentu lebih layak untuk beretika/beradab.

  • Berdoalah dengan rasa harap dan cemas

Karena doa adalah suatu permohonan yang belum tentu Allah kabulkan. Oleh karena itu berharap doa tersebut dikabulkan dan merasa cemas apabila ditolak merupakan pokok yang penting dalam berdoa. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Q.S. Al-Anbiya: 90)

  • Jangan tergesa-gesa dalam berdoa

Di antara kesalahan sebagian orang adalah terlalu tergesa-gesa dalam berdoa, maksudnya ia ingin doa yang ia panjatkan segera dikabulkan oleh Allah. Ketahuilah bahwa di antara adab dalam berdoa adalah sabar dalam berdoa. Jika tidak bersabar dalam doa, dapat menyebabkan seseorang berputus asa dari rahmat Allah karena ia menganggap bahwa Allah tidak mengabulkan doanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa, yaitu dengan mengatakan, ‘Aku telah berdoa namun tidak dikabulkan’”. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

  • Mulailah berdoa dengan mengucapkan kalimat tauhid

Kalimat tauhid merupakan kalimat yang mengandung keihklasan, artinya jika kita memulai dengan kalimat ini, berarti kita bersungguh-sungguh dalam berdoa, dimana kita hanya meminta kepada Allah Ta’ala semata. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “ Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap (ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam hari): ‘Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’” (Q.S. Al-Anbiya: 87).

Ini adalah doa Nabi Yunus tatkala terperangkap dalam perut seekor ikan, dimana tidak ada yang bisa menolongnya kecuali pertolongan dari Allah Ta’ala. Nabi Yunus memulai dengan kalimat tauhid kemudian mensucikan Allah dari segala kekurangan dan kezhaliman bagi Allah.

  • Memulai doa dengan pujian dari Nama dan Sifat Allah Ta’ala 

Hal ini terkandung dalam surah yang setiap hari kita baca pada waktu shalat, yaitu surah al-fatihah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Segala puji hanya milik Allah, Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Fatihah: 1-2). Kedua ayat ini merupakan ayat yang sangat agung, dimana terkandung tauhid rububiyah (pengesaan segala macam perbuatan Allah, pent.) dan tauhid asma’ dan sifat Allah. Maka hendaknya setiap muslim memulai doanya dengan memuji Allah Ta’ala dan menyebut nama dan sifat Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hanya milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu” (Q.S. Al-A’raf: 180)

Analoginya, jika kita hendak meminta tolong kepada seseorang, pastilah kita memulainya dengan sesuatu yang baik. Bagaimana yang kita pinta adalah Rabb yang menciptakan kita? Tentu lebih layak lagi untuk dipuji dan dimuliakan.

  • Rutin dan sabar dalam berdoa

Ketahuilah! Bahwa berdoa juga membutuhkan kesabaran dan kerutinan dalam melaksanakannya. Karena hal ini merupakan salah satu sebab doa kita dikabulkan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu (rutin) walaupun itu sedikit.” (H.R. Muslim No. 783). Berdoa merupakan sebuah amalan yang shalih. Ibarat seseorang yang mengetuk pintu rumah seseorang, jika ia rutin melakukannya, maka si pemilik rumah pasti akan menyadari dan memperhatikan jika di waktu yang sama, ia mengulang ketukannya. Begitu juga dalam berdoa, jika kita rutin dalam berdoa, meskipun sedikit, maka Allah pasti akan memperhatikan kita dan kemungkinan doa kita akan dikabulkan akan semakin besar.

  • Menghadirkan hati dalam berdoa

Hadirnya hati dalam berdoa merupakan salah satu sebab terkabulnya doa. Keumuman dalil menunjukkan hal tersebut, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut” (Q.S. Al-A’raf: 55). Maka berdoa dilakukan dengan merendahkan diri, melembutkan suara, rasa takut dan harap. Semua itu pasti membutuhkan hadirnya hati dalam berdoa dan itu sangat jelas. Berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah dengan hati yang yakin akan dikabulkannya doa, dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai” (H.R. At-Tirmidzi dan Syaikh Al-Albani di As-Silsilatush Shahihah [disadur dari kitabul adab, hal. 364]

  • Berdoa pada waktu-waktu ijabah (terkabulnya doa)

Diantara waktu ijabah di dalam berdoa:

  • Ketika sujud. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa sallambersabda, “Seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah kalian berdoa (ketika sujud)” (R. Al-Bukhari dan Muslim).
  • Antara azdan dan iqamah. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Doa yang tidak mungkin tertolah adalah ketika antara adzan dan iqamah” (R. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).
  • Doa orang yang berpuasahingga ia berbuka. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga macam doa yang tidak mungkin tertolak: Orang yang berpuasa hingga ia berbuka, …” (R. At-Tirmidzi, hadits hasan).
  • Pada sepertiga malamyang terakhir. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia pada waktu sepertiga malam yang terakhir, Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan! Barangsiapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku beri! Barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni!’” (R. Al-Bukhari dan Muslim).
  • Pada akhir shalatsebelum salam. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan para shahabat bacaan tasyahud dalam shalat kemudian berkata, “Pilihlah di antara doa yang ia senangi / inginkan, maka berdoalah”. Dalam lafazh Muslim, “Pilihlah permintaan yang kamu kehendaki” (R. Al-Bukhari dan Muslim).
  • Ketika hari jum’atdan detik terakhir dari hari jum’at. Yang dimaksud dengan detik terakhir dari hari Jum’at adalah saat menjelang maghrib, yaitu ketika matahari hendak terbenam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari Jum’at kemudian berkata, “Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (H. Al-Bukhari dan Muslim)

Penulis : Wiwit Hardi Priyanto, S.T. (Alumnus Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta)

Muraja’ah : Ustaz Abu Salman, B.I.S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *