Tukang Sihir : Musuh Kita Bersama

Tukang Sihir : Musuh Kita Bersama

<<<>>>

– Tauhid (mengesakan Allah) adalah tujuan hidup kita, hal yang paling berharga melebihi dunia seisinya.

– Orang yg mendatangi dukun dan percaya padanya, serta para pelaku sihir divonis oleh Allah kafir.

Setidaknya ada 2 sebab larangan menjadi tukang sihir dan dukun:

 

  1. Mengaku-ngaku tahu hal ghaib.

Padahal hanya Allah yang mengetahui hal ghaib. Sekelas nabi saja tidak mengetahuinya. Tidak boleh meminta tolong dan percaya pada perkataan dukun tukang sihir.

 

  1. Bekerjasama dengan setan dan berbuat syirik / kufur

Para dukun menyembah jin dan setan, menyejajarkan mereka dengan Allah. Padahal tiada yang setara dengan Allah. Ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah.

 

– Terkadang para dukun dan tukang sihir menyamarkan dirinya sebagai orang yang religius. Jangan tertipu, baik oleh dukun konvensional maupun yang daring berada di media sosial.

– Dukun yang melakukan pengobatan dengan tanaman atau pijat tradisional seperti dukun bayi dan pijat, namun tidak mengklaim mengetahui hal ghaib serta tidak meminta tolong kepada jin dan setan, maka tidak terlarang.

<<<>>>

 

Belum lama ini kita dihebohkan dengan para dukun yang membuat ‘organisasi’ di sebuah wilayah di Indonesia tercinta ini. Ironis, di sebuah negeri dengan jumlah penduduk muslimin terbesar di dunia, mereka berani menunjukkan identitas tersebut ke tengah-tengah masyarakat. Padahal Islam sudah melarang pekerjaan dukun yang menggunakan sihir dan mengaku mengetahui hal ghaib.

Setidaknya ada dua sebab mengapa pekerjaan dukun dan tukang sihir dilarang keras dalam Islam:

  1. Mereka mengaku mengetahui hal yang ghaib
  2. Mereka bekerjasama dengan setan dan mereka melakukan perbuatan syirik/ kufur, agar setan-setan tersebut mau membantu mereka dalam praktik sihir mereka.

Hanya Allah yang mengetahui hal ghaib

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (Q.S. Al-An’am 59).

Tiada seorang pun yang pantas mengklaim dirinya mengetahui hal ghaib. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang yang paling mulia, juga tidak mengetahui hal ghaib. Jika Nabi Muhammad saja tidak tahu tentang hal ghaib, bagaimana bisa para tukang sihir bisa mengaku bahwa mereka mengetahui hal-hal ghaib? Apakah mereka merasa lebih mulia daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Sungguh klaim tukang sihir adalah klaim penuh kedustaan dan kesombongan.

Namun sayang seribu sayang, betapa banyak orang Islam di negeri ini yang  sering meminta tolong kepada tukang sihir si pendusta. Mereka menanyakan dompet yang hilang kepada dukun tukang sihir, ramalan tahun 2021, dan lainnya kepada para dukun peramal sang pendusta. Padahal perkara-perkara ghaib tersebut, tidak ada yang mengetahuinya selain Allah Ta’ala saja. Kita tidak boleh meminta tolong dan percaya kepada omongan-omongan mereka.

Jadi jika ada peramal yang berkata, “2021 akan penuh bencana“, dengan tegas kita berkata “Kamu ngibul dan berdusta“. Bagaimana kita bisa percaya kepada omongan orang-orang yang sudah terang-terangan melawan Allah Ta’ala? Para dukun tukang sihir dan peramal itu sudah melawan Allah, lantas masihkah pantas kita percaya dengan omongan mereka? Tidak sama sekali.

Bekerjasama dan memuja setan, supaya bisa jadi dukun sakti

Sebab kesyirikan dan bahaya dari sihir yang lainnya adalah kerjasama mereka dengan setan supaya mereka mendapatkan kesaktian. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (Q.S. Al-Jin: 6).

Para dukun tersebut harus memenuhi semua permintaan jin, dalam wujud persembahan, tumbal, dan sebagainya. Ada yang meminta dibawakan bunga-bunga untuk sesajen, kepala kerbau atau ayam hitam ditanam sebagai persembahan, atau bahkan menjadikan sesorang atau hewan tertentu untuk tumbal tujuan mereka. Jadilah para dukun itu beribadah kepada para jin tersebut. Mereka bergantung kepada para jin, bertaqarrub, bahkan sampai menyembah para jin. Perbuatan seperti ini tentu merupakan kesyirikan dan mengeluarkan seseorang dari Islam.

Para tukang sihir menghinakan diri mereka di hadapan jin supaya mereka mendapatkan kesaktian. Mereka juga telah menghina Allah, karena mereka justru beribadah kepada para jin. Allah melarang kita memberikan persembahan atau berqurban kepada selain Allah. Namun, tukang sihir justru memberikan persembahan kepada para jin. Betapa zalimnya para tukang sihir tersebut, mereka menyejajarkan Allah yang Maha Tinggi, pencipta seluruh makhluk di langit dan bumi, dengan para jin makhluk ciptaan-Nya.

Kesyirikan merupakan kezaliman yang paling besar, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya perbuatan syirik adalah kezaliman yang teramat besar” (Q.S. Luqman: 13).

Vonis dari Allah Ta’ala

Telah tegas larangan praktik sihir dan perdukunan dalam Islam. Bahkan tukang sihir dan yang mempraktikkan perdukunan, dia telah kafir. Vonis kafir ini bukan serampangan ucapan seseorang dan bukan sembarang vonis kafir. Karena Allah Ta’ala sendiri lah yang memberikan vonis kafirnya kepada para pelaku sihir.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Nabi Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi para syaitan lah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia” (Q.S. Al Baqarah: 102).

Adapun dukun yang tidak mengklaim mengetahui hal ghaib dan tidak meminta tolong kepada setan, namun melakukan pengobatan tradisional dengan tanaman atau pijatan-pijatan seperti dukun bayi, dukun pijat urat, tidaklah mengapa. Hal tersebut tidak termasuk perbuatan sihir yang Allah larang.

Bahaya percaya kepada tukang sihir

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita bertanya dan mempercayai ucapan tukang sihir. Beliau bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengaitkan kesialannya pada burung (atau benda lainnya), melakukan perdukunan atau meminta didukuni, menyihir atau minta disihirkan untuknya. Dan barangsiapa datang kepada dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (H.R. Al-Bazzar dengan sanad yang baik). Begitu tegas sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kita wajib melindungi diri kita dan keluarga kita dari segala bentuk praktik perdukunan.

Dan dukun-dukun itu pun bergentayangan

Betapa bahayanya praktik perdukunan dan sihir ini. Mereka telah berbuat zalim dan keji kepada Allah. Mereka telah mengangkat para setan sebagai tandingan bagi Allah, dan mereka mengangkat diri-diri mereka sejajar dengan Allah (karena mengklaim mengetahui hal ghaib). Selain itu, mereka juga berusaha menyesatkan dan menipu manusia. Terkadang mereka mengenakan jubah putih supaya bisa dipanggil “Ustaz, abah, Kyai, Haji”.

Jangan sampai kita tertipu oleh dukun tersebut, entah dukun hitam, dukun putih, dukun dengan pakaian serba hitam, atau dukun yang berjubah memakai surban. Entah dukun yang dipanggil Mbak, Mbah, Kyai, Abah, dan panggilan-panggilan lainnya.

Apalagi sekarang mereka sudah masuk ke ponsel-ponsel kita, sudah muncul di tayangan-tayangan televisi, dan sudah berani bersuara di berbagai media sosial.

Tauhid adalah yang paling berharga

Sepanjang hidup ini, hal paling berharga yang kita miliki adalah ketauhidan kita kepada Allah. Tidak ada yang melebihi itu. Penghambaan diri kepada Allah semata, tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu pun jua. Itulah harta kita yang paling berharga, yang jauh lebih berharga dibanding dunia dan seisinya.

Siapa yang menjaga iman dan ketauhidannya, ia akan merasakan ketentraman dan kebahagiaan sepanjang hidupnya. Untuk tujuan itulah kita hidup di dunia, dan dengan itulah kita kembali kepada-Nya.

Jangan sampai kita korbankan tauhid dan iman kita hanya karena ucapan dusta para dukun itu, betapa pun meyakinkannya mereka. Meskipun banyak orang yang percaya, meskipun tampak indah dan meyakinkan ucapannya, pada hakikatnya mereka tetaplah pendusta dan tidak layak dipercaya.

Jangan gadaikan masa depan kita hanya karena ucapan mereka. Kalau kita sudah kehilangan iman dan ketauhidan, tidak ada lagi yang bisa kita harapkan untuk bekal perjalanan panjang hingga ke negeri keabadian.

 

Ditulis oleh: Wildan Salsabila, S.Farm., Apt. (Alumnus Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)

Dimurojaah oleh: Ustaz Abu Salman, B.I.S.

Referensi:

  1. https://muslim.or.id/5468-sihir-dalam-pandangan-Islam.html
  2. https://muslim.or.id/3837-sihir-dan-perdukunan-perusak-tauhid.html
  3. https://almanhaj.or.id/1676-hukum-orang-yang-mengaku-mengetahui-yang-ghaib.html
  4. https://konsultasisyariah.com/15614-hukum-sihir-dan-perdukunan.html

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *