Nafas Islam Dalam Hubungan Antara Yang Muda Dengan Yang Tua

Edisi 2111

—–

Q.S. Al Ahzab : 21

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا  

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

  • Agama Islam adalah agama yang sempurna yang memperhatikan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di antaranya adalah interaksi hubungan sosial.
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah orang yang terbaik adab dan akhlaknya.
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambanyak mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memuliakan orang yang lebih tua.
  • Dominannya interaksi di media sosial saat ini menuntut seorang muslim untuk selalu memperhatikan adab yang baik dan akhlak yang mulia dalam interaksi di media sosial.

 

Realita Interaksi yang Ada di Dunia Nyata

Islam mengatur dengan jelas dan rinci bagaimana selaiknya seorang muslim berinteraksi dengan orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial, tidak mungkin seseorang hidup di dunia sendirian, tidak berinteraksi, dan tidak membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya. Oleh karenanya Islam telah memberikan bimbingan terbaik bagaimana adab dan akhlak yang baik dalam berinteraksi sosial. Islam sangat menjunjung tinggi adab dan akhlak yang luhur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّما بُعثتُ لأتمِّمَ مكارمَ الأخلاقِ

Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad dan Bukhari).

Tentu dalam berinteraksi kita akan menjumpai orang dengan berbagai latar belakang, salah satunya usia yang berbeda. Islam telah mengajarkan kepada kita bagaimana adab terbaik yang bisa kita praktikkan dalam berinteraksi dengan orang yang lebih tua dan orang yang lebih muda.

Pentingnya Adab dan Akhlak Dalam Islam

Seorang muslim wajib untuk berusaha semaksimal mungkin agar ia memiliki akhlak yang mulia sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang terbaik adab dan akhlaknya. Ini merupakan karunia dan rahmat dari Allah kepada Nabi-Nya. Beliau merupakan contoh terbaik dalam setiap aspek kehidupan seorang muslim termasuk dalam akhlak yang mulia. Allah Ta’ala berfirman:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا  

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al Ahzab : 21).

Selain itu, agama Islam merupakan agama akhlak, yang mengajarkan tentang tata krama, adab, dan lainnya. Oleh karena itu, terkadang seseorang dengan akhlaknya bisa mendapatkan penerimaan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Realita menunjukkan bahwa banyak orang terlebih dahulu melihat dan menilai seseorang itu dari tingkah laku dan akhlak kepribadiannya, baru menilai kualitas isi dan ilmunya.

Kemuliaan Orang yang Berusia Lebih Tua

Kita sering berinteraksi dengan orang yang lebih tua dalam kehidupan kita. Mulai dari orang tua kita sendiri, saudara yang tua, teman, hingga orang lain yang kita tidak kenal. Islam memuliakan para orang tua. Dalam perjalanan hidupnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memuliakan orang yang lebih tua. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَمَرَنِي جِبْرِيلُ أَنْ أُقَدِّمَ الأَكَابِرَ

Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua.” (HR. Imam Ahmad).

Maksudnya, Jibril memerintahkan Nabi untuk mengutamakan orang yang lebih tua dalam hal usia. Inilah yang dipahami secara hakiki (makna lugas). Dalam Hadits lain, ketika Abdurrahman bin Sahl radhiyallahu ‘anhu hendak berbicara sebelum orang lain padahal ketika itu ia yang paling muda, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَبِّرْ

Dahulukanlah yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksudnya adalah lebih besar usianya. Apalagi orang tua kandung kita, maka kedudukannya lebih besar lagi, sehingga kita diwajibkan untuk berbakti dan berbuat baik pada mereka. Allah Ta’ala berfirman:

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S. Al Isra : 23-24).

Beberapa Adab Terhadap Orang yang Lebih Tua

Secara umum adalah dengan menghormati dan memuliakan mereka, seperti mendahulukan mereka dalam perkara dunia, tidak berbicara mendahului mereka, berbicara dengan bahasa yang baik dan intonasi yang pelan, dan adab-adab yang baik sesuai adat kebiasaan tempat tinggal selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Jika terhadap orang tua kandung kita ada nilai lebih sebagaimana ayat di di atas yang mengharuskan kita untuk berbakti, membantu mereka, berkata yang baik, tidak boleh mengeluh apalagi membentak bahkan menyakiti mereka, dan bersabar atas sikap yang kurang menyenangkan dari mereka.

Adab Yang Lebih Tua Terhadap Yang Lebih Muda

Prinsip dalam berinteraksi dengan yang lebih muda adalah menyayangi mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا

“Bukan termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil kami.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Apabila seseorang tidak menyayangi yang lebih muda atau anak kecil, maka sifat belas kasihan dicabut dari seseorang dan itu menjadi pertanda kecelakaan baginya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah sifat kasih sayang dicabut kecuali dari orang yang celaka.” (HR. Ahmad). Bentuk menyayangi yang lebih muda sangat banyak dan luas, di antaranya seperti memberikan arahan yang baik untuk mereka, menasihati, mencegah dari hal-hal yang membahayakan, bercanda dan bergurau dalam batas yang sewajarnya. Termasuk juga mengajak berbicara mereka dalam rangka membangun keakraban. Hal ini bisa dilakukan dengan menanyakan kabar mereka, menanyai urusan mereka, hingga mengawali ucapan salam. Satu ketika Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu melewati anak-anak kecil lalu ia mengucapkan salam kepada mereka. Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan demikian.” (Muttafaqqun ‘alaih)

Interaksi di Media Sosial

Interaksi media sosial merupakan hal yang banyak mendominasi di kehidupan zaman sekarang. Dalam interaksi sosial kita tidak mengetahui orang-orang yang ada di media sosial apakah orang yang lebih tua atau orang yang lebih muda daripada kita. Maka selaiknya seorang muslim memperhatikan adab yang baik dan akhlak yang mulia dalam interaksi di media sosial. Media sosial merupakan wadah interaksi yang paling banyak mengedepankan tulisan. Para ulama menganalogikan hukum tulisan sama dengan hukum lisan. Seorang muslim wajib menjaga lisannya di dunia nyata, maka wajib juga ia menjaga tulisannya di dunia maya. Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Q.S. Al Ahzab : 70-71).

Selaiknya jika kita berinteraksi di media sosial dan tidak mengetahui usia orang tersebut, maka anggap dia lebih tua dari kita. Hormati dan jaga sopan santun dalam menulis tulisan. Begitu juga jika kita tahu dia lebih muda daripada kita. Sebaiknya, ketika berinteraksi di media sosial, kita mengusai tata bahasa yang baik dan tanda baca yang benar, karena bahasa tulisan lebih cenderung terjadi kesalahan persepsi karena cara baca yang berbeda.

 

Oleh : dr. Agung Panji Widiyanto, M.Med.Sc., Sp.PK (Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *