Amalan Di Hari Tasyriq

Edisi 1646

—————-

– Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyriq, dengan menjadikannya sebagai waktu istimewa untuk berdzikir

– Di hari tasyriq, kita dilarang untuk berpuasa.

Hari tasyriq adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (H.R. Muslim).

– Dianjurkan memperbanyak dzikir, di antaranya:

  1. 1.Melakukan takbiran setiap selesai shalat wajib, hingga tanggal 13 Dzulhijjah
  2. 2.Mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih
  3. 3.Mengingat Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan
  4. 4.Bagi jamaah haji, mengingat Allah dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyriq

– Dianjurkan memperbanyak doa:
Rabbanaa  aatinaa  fid-dun-yaa hasanah wa fil aa-khirati hasanah, wa qinaa adzaaban-naar.

—————–

Bismillah wash shalatu was salamu ala rasulillah, wa ba’du

Istilah tasyriq(tasyrik)diambil dari kata syaraqatasy syams yang artinya matahari terbit. Hari tasyriq adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyriq meliputi empat hari, yaitu hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya.

Abu Ubaid mengatakan,
Ada dua pendapat ulama tentang alasan penamaan hari-hari tersebut dengan hari tasyriq.
Pertama, dinamakan hari tasyriq karena kaum muslimin pada hari itu menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.
Kedua, karena kegiatan berqurban, tidak dilakukan, kecuali setelah terbit matahari (Lisanul Arab, 10:173).

Keutamaan hari tasyriq

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.(Q.S. Al-Baqarah: 203).

Yang dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha, yaitu hari tasyriq. Ini merupakan pendapat Ibnu Umar dan mayoritas ulama. Sementara Ibnu Abbas dan Atha berpendapat bahwa “hari-hari yang terbilang” jumlahnya empat hari; Idul Adha dan 3 hari setelahnya. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 314).

Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyriq, dengan Allah jadikan hari ini sebagai waktu istimewa untuk berdzikir. Sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak dzikir di hari ini.

Dalam hadis dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (Idul Adha) kemudian hari al-qarr.” (H.R. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866. Al-A’dzami mengatakan dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah: Sanadnya Sahih).

Yang dimaksud hari ‘al-qarr’ adalah tanggal 11 Dzulhijjah. Ini berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar mengarakan, “Hari ‘al-qarr’ adalah hari kedua setelah hari qurban”.

Dilarang puasa di hari tasyriq

Di hari tasyriq, kita dilarang untuk berpuasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai hari makan dan minum, serta banyak berdzikir kepada Allah. Dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hari tasyriq adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (H.R. Muslim).

Ibnu Rajab mengatakan,

Kita dilarang berpuasa pada hari tasyriq karena hari tasyriq adalah hari raya kaum muslimin, di samping hari raya qurban. Karena itu, tidak boleh puasa di Mina maupun di daerah lainnya, menurut mayoritas ulama. Tidak sebagaimana pendapat Atha yang mengatakan, sesungguhnya larangan puasa di hari tasyriq, khusus bagi orang yang tinggal di Mina.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 509).

Selanjutnya Ibnu Rajab menjelaskan rahasia di balik larangan puasa di hari tasyriq,

Ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah telah mengalami keletihan karena perjalanan berat yang mereka lalui, di samping kelelahan setelah ihram dan melaksanakan manasik haji dan umrah, Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beristirahat dengan tinggal di Mina pada hari qurban dan 3 hari setelahnya. Allah perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan mereka. Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.

Sementara itu, kaum muslimin di belahan negeri yang lain, turut menyemarakkan ibadah seperti yang dilakukan jamaah haji. Kaum muslimin memperbanyak amalan ibadah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Mereka juga disyariatkan untuk memperbanyak dzikir, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan bersama-sama berusaha menggapai ampunan Allah, dengan menyembelih hewan qurban. Setelah itu, mereka bersama-sama merayakan Idul Adha dan hari tasyriq. Setelah mereka lelah dengan memperbanyak ibadah, selanjutnya mereka beristirahat, menikmati hidangan daging qurban di hari tasyriq.

Allah syariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum, agar mereka bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna. Di mana nikmat yang kita terima, menjadi sarana untuk membantu agar semakin giat melakukan ibadah.

Amalan di hari tasyriq

Mengingat keistimewaan hari tasyriq, sebagai orang yang beriman, hendaknya kita maksimalkan upaya untuk mendapatkan limpahan rahmat dan pahala dari Allah di hari itu. Berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Memperbanyak amal salih dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah. Hanya saja, ada beberapa amal yang disyariatkan untuk dilakukan di hari tasyriq,

Pertama, anjuran memperbanyak berdzikir

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.” (Q.S. Al-Baqarah: 203). Yaitu di hari tasyriq.

Dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hari tasyriq adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah. (H.R. Muslim).

Dalam kitab Latha`iful Ma’arif (hal. 504 – 505), dijelaskan bahwa menyemarakkan dzikir pada hari tasyriq, bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, di antaranya:

1) Melakukan takbiran setiap selesai shalat wajib. Ini sebagaimana yang dilakukan para sahabat. Sebagaimana praktek Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dzuhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (H.R. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)

Demikian juga dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (H.R. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan “shahih dari Ali”).

2) Mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa dilaksanakan sampai hari tasyriq berakhir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Di setiap hari tasyriq, boleh menyembelih.” (H.R. Ahmad, ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Albani).

3) Mengingat Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ridha terhadap hamba yang makan sesuap makanan kemudian memuji Allah, atau minum seteguk air dan memuji Allah karenanya.” (H.R. Muslim).

4) Mengingat Allah dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyriq (hanya dilakukan jamaah haji).
Mengingat Allah dengan memperbanyak takbiran secara mutlak (tidak dibatasi waktunya) di mana pun dan kapan pun. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau melakukan takbiran di kemahnya di Mina, kemudian diikuti oleh banyak orang, sehingga Mina bergetar karena gema takbir. (Lihat H.R. Bukhari sebelum hadis no.970).

Kedua, memperbanyak berdoa kepada Allah.
Sebagian ulama menganjurkan untuk memperbanyak berdoa di hari ini. Ikrimah (murid Ibn Abbas) mengatakan bahwa doa berikut dianjurkan untuk dibaca pada hari tasyriq, “Rabbanaa  aatinaa  fid-dun-yaa hasanah wa fil aa-khirati hasanah, wa qinaa adzaaban-naar” (Wahai Tuhan kami, anugerahi kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari api neraka). (Lihat Lathaiful Ma’arif, Hal. 505).

Doa ini kita kenal dengan doa sapu jagad. Dan memang demikian, doa ini dianggap sebagai doa yang isinya mengumpulkan semua bentuk kebaikan dan menolak semua bentuk keburukan. Karena itulah, doa ini menjadi pilihan yang sangat sering dilantunkan oleh manusia terbaik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Anas bin Malik mengatakan,

“Doa yang paling banyak dilantunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah rabbanaa  aatinaa  fid-dun-yaa hasanah, … (dan seterusnya)(Lihat H.R. Bukhari 6389 dan Muslim 2690).

Di samping itu, doa merupakan bentuk mengingat Allah yang sangat agung. Berisi pujian dan harapan manusia kepada Tuhannya. Sehingga, hari ini menjadi hari yang istimewa untuk memperbanyak doa.

Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha,

Setelah hari raya qurban ada tiga hari, di mana Allah menyebutnya sebagai al-Ayyam al-Ma’dudat (hari-hari yang terbilang), doa pada hari-hari ini, tidak akan ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian.” (Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).

Demikian, semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqamah dalam menggapai ampunan-Nya.

Allahu A’lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Disarikan dari https://konsultasisyariah.com/14538-amalan-di-hari-tasyriq.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *