JANGAN PERCAYA MITOS (TATHOYYUR)

Edisi 2108

—–

  1. An-Naml : 65

Katakanlah, ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah

  • Kepercayaan atau mitos akan sesuatu yang dapat mendatangkan kesialan di dalam Islam disebut
  • Tathoyyur dilarang di dalam Islam, bahkan pelakunya bisa terjatuh ke dalam perbuatan syirik besar yang mengeluarkan dari Islam.
  • Tathoyyurmemiliki banyak dampak atau akibat buruk pada diri seseorang, baik itu dampak di dunia maupun di akhirat.
  • Solusi dari tathoyyuradalah bertawakal kepada Allah.
  • Merasa sial diperbolehkan dalam tiga hal dengan syarat-sayaratnya, merasa sial dengan rumah, kendaraan, dan wanita.

—–

Di sebagian masyarakat kita masih tersebar beberapa mitos dan keyakinan bahwa hal-hal tertentu bisa mendatangkan kesialan atau menandakan akan datangnya suatu keburukan. Misalnya, jika kejatuhan atau kedatangan hewan tertentu maka akan tertimpa kesialan, jika ada burung tertentu maka pertanda akan ada kematian, tanggal-tanggal tertentu tidak boleh melaksanakan hajatan dengan anggapan akan tertimpa musibah, bahkan dengan angka tertentu yang diyakini bahwa angka tersebut adalah angka sial yang tidak boleh digunakan, dan semisalnya.

Di dalam agama kita, mitos atau kepercayaan seperti itu dinamakan tathoyyur, sedangkan di sebagian daerah sering disebut dengan ‘pamali’, dan meyakini hal tersebut tidak dibolehkan dalam agama Islam.

Pengertian Tathoyyur

Tathoyyur atau bisa disebut dengan thiyarah, secara bahasa diambil dari kata الطَّيْر (thoir) yang artinya ‘burung’. Karena orang-orang Arab jahiliyah pada masa dahulu, ketika mereka hendak bepergian, mereka mengambil seekor burung dan kemudian diterbangkan. Jadi tidaknya mereka bepergian di hari itu ditentukan oleh arah terbang burung tersebut. Sedangkan menurut istilah, pengertian tathoyyur adalah menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui, tanpa adanya dalil dan bukti ilmiah (Al Qoulul mufid, Ibnu Utsaimin).

Sehingga tathoyyur menurut istilah dalam agama Islam tidak terbatas hanya pada burung, akan tetapi kepada semua hal yang dianggap bisa membawa sial bagi seseorang, padahal hal tersebut tidak ada hubungan dan kaitannya dengan kesialan (yaitu tidak terdapat dalil yang menetapkannya dan tidak terbukti secara ilmiah).

Hukum Tathoyyur

Para ulama menjelaskan bahwa hukum tathoyyur atau thiyarah adalah dilarang dan bahkan termasuk kesyirikan yang bisa menghilangkan kesempurnaan tauhid seseorang. Sebagaimana hadis dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الطِّيَرَةُ شِركٌ، الطِّيَرَةُ شِركٌ، الطِّيَرَةُ شِركٌ، وَمَا مِنَّا إِلَّا، وَلَكِنَّ اللهَ يُذهِبُه بالتَّوَكُّلِ

Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, shahih).

Orang yang percaya dengan tathoyyur hakikatnya ia telah melakukan suatu bentuk kesyirikan kepada Allah Ta’ala, karena dua sisi, yaitu:

  1. Orang tersebut tidak memiliki rasa tawakal kepada Allah Ta’ala dan akhirnya bersandar kepada selain-Nya.
  2. Dia bergantung kepada perkara yang tidak ada kenyataannya. Bahkan semuanya hanya dugaan dan khayalan. (Al Qoulul Mufid, Ibnu Utsaimin)

Bahkan tathoyyur juga bisa sampai kepada derajat syirik besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Yaitu apabila dia menyakini bahwa benda yang ia anggap membawa sial tadi memiliki pengaruh secara dzatnya (bendanya itu sendiri) dan meyakini kesialan tersebut terjadi tanpa adanya kehendak dari Allah Ta’ala. Karena dengan demikian berarti dia menjadikan tandingan bagi Allah Ta’ala dalam masalah penciptaan dan pengaturan (Tauhid Rububiyah).

Jenis-Jenis Tathoyyur

Jenis dan contoh dari tathoyyur yang dilarang dalam agama Islam sangat banyak dan beragam jumlahnya, diantara yang tersebar di masyarakat kita adalah:

  1. Merasa sial karena hewan tertentu.
  2. Merasa sial dengan tanggal atau bulan tertentu, biasanya terkait adanya hajatan.
  3. Merasa sial dengan angka tertentu.
  4. Merasa sial dengan ramalan bintang dan zodiak.
  5. Merasa sial dengan letak atau posisi tempat tinggal.

Semua contoh di atas beserta banyak contoh lain yang sejenis, merupakan hal yang dilarang dalam agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada keyakinan sial karena sebab tertentu, tidak ada keyakinan tentang burung hantu, dan tidak ada kesialan bulan shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan juga firman Allah Ta’ala,

قُل لَّا يَعۡلَمُ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ٱلۡغَيۡبَ إِلَّا ٱللَّهُۚ

Katakanlah, ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah” (QS. An-Naml : 65).

Dampak dari Tathoyyur

Tathoyyur memiliki banyak dampak atau akibat buruk pada diri seseorang, baik itu dampak di dunia maupun di akhirat,

[1] Dampak di dunia, mengenai dampak di dunia maka Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan: “Orang yang bertathayyur itu tersiksa jiwanya, sempit dadanya, tidak pernah tenang, buruk akhlaknya, dan mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Mereka menjadi orang yang paling penakut, paling sempit hidupnya dan paling gelisah jiwanya. Banyak memelihara dan menjaga hal-hal yang tidak memberi manfaat dan mudharat kepadanya, tidak sedikit dari mereka yang kehilangan peluang dan kesempatan (untuk berbuat kebaikan).” (Miftah Daris Sa’adah, Ibnul Qayyim)

[2] Dampak di akhirat, sedangkan dampak di akhirat lebih berbahaya lagi. Yaitu tidak diampuni oleh Allah Ta’ala, bagi orang yang tidak bertaubat hingga akhir hayatnya dari keyakinan tathoyyur yang merupakan suatu kesyirikan. Sebagaimana firman-Nya,

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’ : 48).

Solusi dari Tathoyyur

Tawakkal, Terkadang tathoyyur bisa terlintas di dalam hati. Solusinya adalah dengan bertawakal kepada Allah Ta’ala dan tidak menjadikan tathoyyur sebagai penghalang aktifitas kita. Sebagaimana dalam hadis dari Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang telah disebutkan di atas.

Berdoa, yaitu dengan do’a “Allahumma la thaira illa thairuka, wa la khaira illa khairuka, wa la ilaha ghairuka”, artinya “Ya Allah, tiada kesialan melainkan atas izin-Mu, tiada kebaikan melainkan kebaikan dari-Mu, dan tiada sesembahan yang berhak di sembah selain Engkau.’” (HR. Abu Daud, shahih)

Merasa Sial yang Diperbolehkan

Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa merasa sial merupakan hal yang dilarang dalam agama Islam. Namun, ada tiga hal yang dikecualikan, artinya boleh merasa sial dengan ketiga hal tersebut. Tiga hal tersebut adalah merasa sial dengan rumah, kendaraan, dan wanita. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu,  bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Seandainya kesialan itu ada, maka (bisa terjadi) pada wanita, kuda (kendaraan), dan tempat tinggal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi bolehnya merasa sial tersebut memiliki beberapa syarat, yaitu:

  1. Mengetahui bahwa kesialan tersebut bukan terjadi pada dzatnya, akan tetapi terjadi karena dampak-dampak yang AllahTa’ala takdirkan berupa kebaikan atau keburukan.
  2. Kesialan ini muncul karena adanya sifat yang tercela yang jelas berpengaruh. Berbeda dengan kesialan terlarang yang biasanya muncul karena sebab yang tidak jelas.
  3. Kesialan ini tidak muncul kecuali setelah terjadinya kemudaratan yang berulang-ulang. Seandainya seorang merasa terkena mudarat dari sesuatu, maka boleh baginya untuk meninggalkannya.  Namun dengan tetap berkeyakinan bahwa hanya AllahTa’ala saja yang menciptakan dan mengatur kebaikan dan keburukan tersebut.

Ditulis : Nizamul Adli Wibisono, S.T. (Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)
Dimurajaah : Ustaz Abu Salman, B.I.S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *