Beriman Pada Malaikat Dan Kitab Allah

Buletin At-Tauhid edisi 16 Tahun XI

beliefBeriman kepada malaikat dan kitab Allah merupakan dua di antara enam rukun iman. Hal tersebut sebagaimana yang terkandung dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada takdir yang baik atau pun yang buruk” (HR. Muslim).

BERIMAN PADA MALAIKAT

Penyebutan keimanan terhadap malaikat digandengkan oleh Allah dengan keimanan terhadap diri-Nya dalam banyak ayat di dalam Al Quran, seperti dalam ayat yang artinya: “Setiap mereka beriman kepada Allah, kepada seluruh malaikat-Nya, seluruh kitab-kitab-Nya, dan seluruh rasul-Nya” (QS. Al Baqoroh : 285).

Keimanan terhadap malaikat mencakup beberapa hal, yaitu: (1) membenarkan keberadaan mereka, (2) membenarkan bahwasanya mereka adalah hamba Allah yang dimuliakan oleh Allah dan diciptakan untuk menyembah dan mematuhi perintah-perintah Allah, (3) mempercayai macam-macam, sifat-sifat, dan tugas-tugas yang mereka miliki sebagaima yang dijelaskan dalam Al Quran dan hadits, (4) serta mempercayai keutamaan dan tingginya kedudukan mereka di sisi Allah.

Keutamaan Para Malaikat

Di antara keutamaan para malaikat adalah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatakan oleh Imam Muslim, bahwasanya Allah menciptakan mereka dari cahaya. Hal lainnya yang juga menunjukkan keutamaan dan kemuliaan para malaikat adalah seringnya Allah menisbatkan para malaikat kepada diri-Nya, menggandengkan persaksian-Nya dengan persaksian malaikat, dan menggandengkan solawat-Nya dengan solawat para malaikat. Di antaranya dalam firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersolawat kepada Nabi” (QS. Al Ahzab : 56) atau dalam ayat yang artinya: “Barangsiapa yang ingkar kepada Allah dan para malaikatnya…” (QS. An Nisa’: 136), dan juga dalam firman Allah yang artinya: “Allah mempersaksikan bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali dia dan para malaikat pun mempersaksikannya” (QS. Ali ‘Imron : 18).

Allah juga menyebutkan di antara sifat malaikat adalah mereka memiliki kemuliaan dan juga dimuliakan oleh Allah, sebagaimana dalam ayat yang artinya: “(Al Quran itu) ada di tangan para malaikat, yang merupakan makhluk yang mulia dan taat” (QS. ‘Abasa: 15-16), dan “Bahkan mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. Al Anbiya’ : 26). Allah juga menyebutkan posisi para malaikat yang tinggi dan dekat dengan Allah, “Mereka (para setan) tidak bisa mencuri dengar (pembicaraan) para malaikat yang tinggi” (QS. Ash Shoffat : 7) dan “Disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan” (QS. Al Muthoffifin : 21).

Di ayat lain Allah juga menyebut para malaikat berada di sisi Allah dan mereka menyembah dan bertasbih kepada Allah. “Sesungguhnya (para Malaikat) yang berada di sisi Tuhanmu mereka tidak menyombongkan diri dari beribadah kepadaNya dan mereka bertasbih kepadaNya dan hanya kepadaNya mereka bersujud” (QS. Al A’rof : 206).

Macam-macam para malaikat berdasarkan tugasnya

Berikut penjelasan di antara macam-macam tugas malaikat berserta ayat yang menyebutkan nama dan tugas malaikat tersebut:

(1) Ada malaikat yang bertugas memikul ‘arsy (singgasana Allah) sebagaiman dalam ayat yang artinya: “Dan (jumlah malaikat) yang memikul ‘arsy Tuhanmu di atas mereka pada hari itu adalah delapan” (QS. Al Haqqoh : 17)

(2) Ada yang diperintahkan untuk mengurusi surga dan menyiapkan pemuliaan bagi para penghuni surga,

(3) Ada yang ditugaskan mengurusi neraka dan menyiapkan penyiksaan terhadap penghuni nereka (bernama Az Zabaniyah) yang dikomando oleh 19 malaikat, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya “Di atasnya ada 19 (malaikat)” (QS. Al Mudattsir : 30)

(4) Ada yang ditugaskan sebagai penjaga neraka (yang bernama Al Khozanah dan pemimpinnya bernama Malik), “Dan mereka (penduduk neraka) berseru, ‘wahai Malik! Biarlah tuhanmu mematikan kami saja’” (QS. Az Zukhruf : 77)

(5) Ada malaikat yang ditugaskan untuk menjaga manusia semasa hidup, “Baginya (manusia) ada malaikat yang menjaga silih berganti, ada yang di depan dan ada yang di belakang. Mereka menjaganya dengan perintah Allah” (QS. Ar Ra’du : 11)

(6) Ada pula malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amal manusia, “(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada satu katapun yang diucapkan melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat” (QS. Qof : 17-18).

(7) Ada yang bertugas untuk mengurusi rahim dan janin sebagaimana diriwayatkan dalam hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud

(8) Ada juga yang bertugas untuk mencabut nyawa “Malaikat maut (pencabut nyawa) yang ditugaskan untuk mematikanmu” (QS. As Sajdah: 11).

Beriman dengan sifat-sifat/kabar-kabar tentang malaikat

Wajib pula kita beriman dengan sifat-sifat malaikat yang dikabarkan oleh Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti bahwasanya malaikat memiliki sayap, “(Allah) yang menjadikan para malaikat sebagai utusan yang memiliki sayap berjumlah dua, tiga , atau empat” (QS. Fathir : 1). Dalam hadits riwayat Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa jumlah sayap malaikat Jibril berjumlah 600. Wajib juga beriman bahwa Allah memberikan kemampuan kepada malaikat untuk berubah-ubah bentuk dengan berbagai bentuk makhluk, sebagaimana malaikat pernah mendatangi Nabi Ibrahim, Nabi Luth, dan Nabi Muhammad ‘alaihimussalam dalam bentuk manusia. Diriwayatkan pula dalam sebuah hadits bahwasanya manusia tidak bisa melihat bentuk asli malaikat.

BERIMAN PADA KITAB

Beriman kepada kitab adalah dengan membenarkan bahwa kitab-kitab tersebut mengandung kebenaran, bahwasanya kitab tersebut adalah perkataan Allah, di dalamnya terdapat petunjuk bagi kaum yang diturunkan kitab tersebut. Keimanan terhadap kitab mencakup keimanan terhadap kitab-kitab yang dinamai oleh Allah (yaitu Al Quran, Taurot, Injil, dan Zabur) atau pun yang tidak dinamai oleh Allah, karena di antara kitab-kitab yang Allah turunkan ada yang tidak Allah ceritakan.

Di antara tujuan Allah menurunkan kitab-Nya adalah karena adanya kebutuhan manusia terhadap petunjuk Allah. Allah memberikan akal yang serba terbatas kepada manusia, sehingga akal tersebut tidak bisa secara sempurna membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali dengan petunjuk Allah yang ada di dalam kitab-Nya.

Beriman kepada kitab haruslah beriman secara keseluruhan terhadap isi kitab. Belum dikatakan beriman jika masih mengingkari sebagian isi kitab, walaupun hanya satu ayat. Sebagaima firman Allah yang artinya:

“Apakah kalian beriman dengan sebagian isi kitab dan kalian mengingkari sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan kepada azab yang berat. Tidaklah Allah lengah terhadap apa yang kalian perbuat.” (QS. Al Baqoroh : 85).

Perbadaan keimanan terhadap Al Quran dan kitab sebelum Al Quran

Keimanan terhadap kitab-kitab sebelum Al Quran adalah keimanan secara umum yang diikrarkan dengan hati dan lisan, serta tidak berkonsekuensi terhadap suatu amalan khusus. Adapun beriman terhadap Al Quran adalah keimanan yang detail, harus diikrarkan dengan hati dan lisan, dengan mengikuti seluruh perintah-perintah di dalamnya, menjadikannya hukum di dalam setiap perkara, mengimani bahwasanya Al Quran adalah perkataan Allah dan bukan makhluk Allah, diturunkan dari sisi Allah dan akan dikembalikan ke sisi Allah pula.

Kitab-kitab sebelum Al Quran diturunkan hanya untuk suatu kaum tertentu dan pada waktu tertentu. Penjagaan kitab-kitab sebelum Al Quran juga diserahkan kepada manusia. Sebagaimana Allah berfirman tentang Taurat yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, yang dengannya para Nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan untuk memelihara kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya” (QS. Al Maidah : 44).

Adapun Al Quran, Allah menurunkannya untuk semua umat yang ada dan untuk setiap waktu sejak diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari kiamat dan penjagaan terhadap Al Quran dilakukan oleh Allah sendiri. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan pasti Kami pula yang menjaganya” (QS. Al Hijr : 9).

Sebagai konsekuensi keimanan terhadap Al Quran, wajib hukumnya untuk berhukum dengan Al Quran dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam hal akidah, ibadah, muamalah, adab, dan aspek kehidupan lainnya. Dalam banyak ayatnya Allah menyebutkan bahwa perbuatan tidak menjadikan Al Quran sebagai hukum adalah perbuatan kekufuran, di antaranya adalah firman Allah yang artinya: “Barangsiapa tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan (Al Quran) maka mereka itulah orang-orang yang ingkar (kufur)” (QS. Al Maidah : 44).

Diringkas dari pembahasan Iman kepada Malaikat dan Kitab dalam Al Irsyad ila Shohil I’tiqod karya Dr. Sholih bin Fauzan Al Fauzan.

Penulis : Muhammad Rezki Hr, ST., M.Eng. (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *