Edisi 1838 Saudaraku, ramadhan telah usai dan Alhamdulillah, segala puji hanya untuk

Edisi 1838 Saudaraku, ramadhan telah usai dan Alhamdulillah, segala puji hanya untuk
Edisi 1823 Sebagian orang belajar belasan tahun dengan tujuan supaya
Riya’ adalah menjadikan ibadah sebagai alat untuk mendapatkan dunia. Bahayanya
Sebab lapangnya hati adalah dengan menanamkan tauhid di hatinya. Orang
Bismillah alhamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah, ‘amma ba’du. Pembaca yang
Buletin At-Tauhid edisi 08Tahun XIV Pentingnya Tawakkal Kepada Allah Tawakkal
Buletin At Tauhid Edisi 13 Tahun X Kaum muslimin, masyarakat
Buletin At Tauhid Edisi 5 Tahun X Pembaca yang dirahmati
Buletin At Tauhid Edisi 4 Tahun X Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Ta’ala, berbicara mengenai kehidupan,
Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat serta salam semoga selalu
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kalian menggunjing satu
Terjatuh ke dalam dosa dan maksiat, pasti pernah dilakukan oleh setiap manusia. Tidak ada manusia yang ma’shum (terjaga) dari kesalahan dan dosa, kecuali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan para Sahabat beliau sekali pun tidak luput dari yang namanya kesalahan. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Sebagai hamba yang ta’at, kita harus memiliki sikap yang benar tatkala terjatuh ke dalam dosa dan maksiat. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat.†(HR. At-Tirmidzi, hasan). Oleh karena itu, hendaknya kita segera memohon ampun kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ‎â€Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.†(QS. Al-Hadid: 21)
Dzikrullah (mengingat Allah) merupakan amalan yang sangat agung. Ia merupakan sebab diturunkannya berbagai nikmat. Penolak segala bala’ dan musibah. Ia merupakan sebab kuatnya hati, penyejuk hati manusia. Ruh kehidupan, sekaligus sebab hidupnya ruh itu sendiri. Betapa seorang hamba teramat butuh akan dzikrullah, dan tidak merasa cukup dengannya dalam berbagai situasi dan kondisi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.†(QS. Al Ahzab : 41). Allah juga berfirman (yang artinya), “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.†(QS. Al-Ahzab: 35).
Banyaknya perintah berdzikir ini menunjukkan bahwa seorang hamba teramat butuh terhadap dzikrullah. Hendaknya dia tidak meninggalkannya sekejap mata sekalipun. Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati†(HR. Bukhari). Oleh karena itu dzikir memiliki banyak sekali faidah, sebagaimana disebutkan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab “Al Wabilush Shayyibâ€, diantaranya adalah sebagai berikut.
Suatu amalan ibadah tidaklah akan diterima kecuali jika terkumpul dua syarat, yaitu ikhlas dan ittiba’. Ikhlas berkaitan dengan amalan hati yaitu niat, sedangkan ittiba’ adalah berkaitan dengan amalan dzahir seseorang, apakah ia sesuai tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah atau tidak. Dengan kata lain, niat ikhlas adalah tolak ukur ibadah hati dan ittiba’ur rasul adalah tolak ukur ibadah dzahir.
Banyak orang yang setelah mengenal kebenaran, tahu mana yang sunnah dan mana yang bid’ah, mereka bersemangat memperbaiki amalan dzahir agar mencocoki Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam beramal. Tidaklah dipungkiri bahwa hal ini merupakan amalan yang baik. Akan tetapi sayangnya kita sering kurang memperhatikan masalah yang berhubungan dengan hati, yaitu niat. Sehingga tema ini kami angkat dalam edisi ini.