Kobarkan Semangat Ramadhan

Mungkin masih terbayang dalam angan kita,

Keasyikan ketika melantunkan bacaan Al Qur’an

di bulan Ramadhan.

Mungkin masih terpatri di benak kita

Indahnya menghidupkan malam Ramadhan

dengan shalat malam…

Alhamdulillah wash shalatu was salaamu ‘alaa Rasulillah. Amma ba’du.


Pembaca rahimakumullah, mungkin masih segar dalam ingatan kita, betapa kaum muslimin bersemangat mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan berbagai aktifitas ibadah. Mungkin masih belum hilang dari memori kita, kegembiraan dan kenikmatan saat menyantap menu buka puasa. Mungkin masih terbayang dalam angan kita, keasyikan ketika melantunkan bacaan Al Qur’an di bulan Ramadhan. Mungkin juga masih terpatri di benak kita indahnya menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat malam.

Kini, waktu-waktu tersebut telah berlalu. Demikianlah sunnatulah, yang datang pasti akan berlalu, ada awal pasti ada akhir. Hari-hari Ramadhan telah meninggalkan kita. Bulan yang penuh berkah telah berlalu. Maka bagi orang-orang yang mengisinya dengan amalan ketaatan hendaknya bersyukur kepada Allah, dan bagi yang menyiakan-nyiakannya hendaknya segera menyesal dan bertaubat kepada Allah.

Pembaca yang budiman, kewajiban puasa Ramadhan baru saja kita laksanakan. Namun dengan berakhirnya Ramadhan, bukan berarti seorang mukmin terputus dari ibadah puasa. Syariat puasa tetap diperintahkan di luar Bulan Ramadahan. Diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : “Puasa tiga hari dalam setiap bulan (Hijriyah), serta Ramadhan ke Ramadhan, semua itu seolah-olah berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Selain itu juga disunnahkan untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. ‘Aisyah radhiyallahu’anha berkata : “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan)

Begitu juga puasa-puasa sunnah yang lainnya seperti puasa Dawud, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (10 Muharram).

Pembaca yang budiman, malam-malam Ramadhan yang kita isi dengan shalat tarawih telah berlalu. Namun ibadah shalat malam tetap dianjurkan untuk rutin dikerjakan pada setiap malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam “ (HR. Muslim)

Lihatlah contoh Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dirirwayatkan dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh-sungguh dalam melakukan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau bengkak. Pada saat hal ini ditanyakan, beliau menjawab: “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?“ (HR. Bukhari).

Pembaca yang budiman, hari-hari di Bulan Ramadhan yang banyak kita isi dengan membaca Al Qur’an telah berlalu. Namun demikian, bukan berarti kita meninggalkan membaca Al Qur’an di luar bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk memperbanyak membaca Al Qur’an tidak hanya di bulan Ramadhan saja. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bacalah Al Qur’an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya.“ (HR. Muslim).

Perhatikan pahala yang dijanjikan oleh Nabi kita bagi orang yang membaca Al Qur’an dalam hadits berikut : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia mendapat satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dibalas sebanyak sepuluh kali lipat” (HR. Tirmidzi)

Pembaca yang budiman, mungkin sudah banyak harta yang sudah kita sedekahkan di Bulan Ramadhan. Kini masa itu telah lewat. Namun demikian, bukan berarti kita berhenti dalam memberikan sedekah. Kita tetap diperintahkan untuk memperbanyak sedekah meskipun di luar Bulan Ramadhan.

Perhatikan janji dari Allah Ta’ala dalam ayat berikut (yang artinya): Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.“ (Al Hadid :18).

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam juga bersabda : “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.“ (HR. Tirmidzi)

Pembaca yang budiman, di bulan Ramadhan banyak majelis ilmu yang bisa kita hadiri. Ada kultum ba’da subuh, kultum menjelang tarawih, kajian jelang buka puasa, dan majelis pengajian yang lainnya. Seiring berakhirnya bulan Ramadhan, bukan berarti berakhir pula kegiatan kita menuntut ilmu.

Ketahuilah saudaraku, menuntu ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Menurut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.“ (HR. Ibnu Majah)

Kebutuhan kita akan ilmu sangatlah urgen, melebihi kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Dengan berilmu, seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan baginya ilmu agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pembaca yang budiman, berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula aktifitas-aktifitas ibadah kita. Mestinya kita tetap semangat dalam mengisi hari-hari kita dengan ibadah kepada Allah seperti pada hari-hari Ramadhan. Memang Ramadhan tahun ini telah berakhir, namun amalan seorang mukmin tidak akan pernah berakhir sebelum maut datang menjemput.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu al yaqin (ajal).” (Al Hijr :99)

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan janganlah kalian meninggal melainkan dalam keadaan beragama Islam.“ (Ali ‘Imran: 102)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : “ Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya…“ (HR. Muslim)

Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjadikan adanya batas waktu tertentu untuk selesai beramal, kecuali dengan datangnya kematian.

Semoga Allah Ta’ala menerima amalan- amalan kita di bulan Ramadhan. Kita juga berdoa semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa bersemangat dalam melakasanakan ibadah selepas Ramadhan. Wallahul musta’an.

Semoga ini menjadi renungan bagi kita semua.

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimush shaalihat.

Referensi : Majaalis Syahri Ramadhan karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah dengan beberapa tambahan.

 

Penulis: dr. Adika Mianoki*

Sumber: Muslim.Or.Id dengan pengeditan seperlunya oleh redaksi

Penulis adalah alumni Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta, aktif menjadi pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta dan menulis artikel-artikel dakwah. Buku karya penulis yang telah diterbitkan Pustaka Muslim berjudul ‘Jawaban Tiga Pertanyaan Kubur’. Semoga Allah memberkahi ilmu dan umurnya. 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *