Syirik Jurang Kebinasaan

At Tauhid edisi VII/10

Oleh: Yananto Sulaimansyah

Jika kita sudah tahu bahwa syirik adalah jurang kebinasaan dan kita wajib merasa takut terjerumus kepadanya, maka apa yang harus kita lakukan? Apa hanya duduk-duduk dan cukup merasa takut saja? Tentu tidak!

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, sesungguhnya perbuatan yang paling keras larangannya, yang ia merupakan lawan dari tujuan diciptakannya seorang hamba, adalah syirik. Jika dengan tauhid seorang hamba bisa merasakan puncak kebahagiaan dan menikmati segala jenis kenikmatan yang tidak terbayangkan oleh akal manusia, maka dengan syirik seorang hamba bisa terjerembab menuju dasar jurang kesengsaraan dan merasakan adzab Allah yang amat keras dan tidak terbayangkan!

Oleh karena itu wajib bagi kita semua untuk merasa takut, menjauhi, dan memperingati manusia dari bahaya syirik ini. Dan wajib bagi kita mempelajari hakikat syirik agar kita bisa menjauhi setiap perbuatan yang dapat menjerumuskan kepada kesyirikan.

Hakikat Syirik

Syirik adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah Ta’ala dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah-Nya (‘Aqidatut Tauhid karya Syaikh Shalih Al Fauzan).

Contoh syirik dalam rububiyyah Allah adalah meyakini adanya pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta ini selain Allah Ta’ala. Sedangkan contoh kesyirikan dalam uluhiyyah Allah adalah beribadah kepada selain Allah walau ia juga beribadah kepada Allah.

Ketahuilah, syirik yang banyak terjadi di kalangan manusia adalah dalam hal uluhiyyah Allah, yakni syirik dalam hal ibadah. Maka barangsiapa yang menujukan suatu ibadah kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik.

Adapun makna ibadah secara umum adalah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Taimiyyah:  “Ibadah adalah segala perkara yang Allah cintai dan Allah ridhoi baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik perbuatan anggota badan maupun perbuatan hati seperti rasa takut, tawakkal, sholat, zakat, puasa, dan selainnya yang termasuk syari’at Islam” (dinukil dari Syarh Tsalatsatil Ushul karya Syaikh Utsaimin).

Maka dari sini kita tahu bahwa berdo’a, berkurban, istighotsah, rasa takut, rasa harap, rasa cinta, sholat, puasa, dan lainnya termasuk ibadah. Barangsiapa yang menujukan hal-hal tersebut kepada selain Allah, maka dia telah menyekutukan Allah.

Jenis-jenis Syirik

Kaum muslimin, ketahuilah bahwa syirik terbagi dua, yakni syirik akbar dan syirik asghar. Pertama, mari kita bahas syirik akbar terlebih dahulu. Syirik akbar mengakibatkan pelakunya keluar dari Islam dan kekal di neraka jika ia mati sebelum bertaubat.

Contohnya adalah berdo’a kepada selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah ibadah” (HR. Tirmidzi, shahih). Karena do’a adalah ibadah -bahkan ibadah yang paling utama- maka barangsiapa yang berdo’a kepada selain Allah maka ia telah berbuat syirik akbar.

Contoh syirik akbar lainnya adalah menyembelih untuk selain Allah. Allah berfirman (yang artinya):  “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar : 2).

Contoh lainnya adalah bernadzar kepada selain Allah, thowaf di kuburan, mencintai sesuatu seperti mencintai Allah, takut kepada sesuatu seperti rasa takutnya kepada Allah, menjadikan perantara dalam beribadah kepada Allah, dan selainnya.

Sekarang, mari kita bahas syirik asghar. Syirik asghar tidaklah mengeluarkan pelakunya dari Islam, akan tetapi ia mengurangi kadar tauhid seseorang dan menjadi perantara menuju syirik akbar (lihat ‘Aqidatut Tauhid). Syirik asghar ada dua jenis: syirik zhahir (nampak) dan syirik khafi (tersembunyi).

Syirik zhahir adalah kesyirikan yang terdapat dalam ucapan atau perbuatan seseorang yang nampak. Contohnya adalah bersumpah dengan selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi – dan ini lafazh miliknya). Yang dimaksud kufur atau syirik di sini adalah kufur asghar atau syirik asghar.

Contoh lainnya adalah perkataan “Seandainya bukan karena Allah dan karenamu” atau “Terserah kehendak Allah dan kehendakmu”. Kata “dan” menunjukkan kesetaraan sehingga terdapat unsur penyamaan Allah dengan makhluk-Nya dan ini termasuk syirik asghar dalam ucapan walau pelakunya tidak meyakini hal tersebut dalam hatinya.

Contoh lainnya adalah memakai jimat untuk menolak bala. Jika ia meyakini bahwa jimat tersebut adalah sebab tertolaknya bala, maka ia telah melakukan syirik asghar karena Allah tidaklah menjadikan hal tersebut sebagai sebab. Akan tetapi jika ia meyakini bahwa jimat itulah yang menolak bala yang akan menimpanya, maka ini sudah termasuk syirik akbar (lihat ‘Aqidatut Tauhid).

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa syirik asghar bisa menjadi perantara terjadinya syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Sedangkan syirik khafi ialah syirik yang tersembunyi di dalam hati seseorang dan orang lain tidak bisa melihatnya maupun mendengarnya, misalnya riya’ dan sum’ah (menceritakan amalnya kepada orang lain untuk dipuji). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian kuberi tahu hal yang lebih aku takutkan terjadi pada kalian daripada fitnah Al Masih Ad Dajjal?” Shahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah” Beliau bersabda, “Yakni syirik khafi. (yaitu) seseorang berdiri (untuk shalat) lalu ia membaguskan shalatnya ketika ada seseorang yang melihatnya” (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Para shahabat bertanya: “Apa itu syirik kecil ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Riya’ ”. (HR. Ahmad, shahih). Lihatlah apa yang Rasulullah takutkan terjadi pada para shahabat beliau radhiyallahu ‘anhum, yakni syirik khafi (riya’), padahal mereka adalah para shahabat, sebaik-baik generasi umat ini! Maka bagaimana lagi dengan kita? Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari syirik dan bahayanya.

Empat alasan wajibnya waspada dari syirik

Mengapa harus takut syirik? Akal yang masih sehat akan menjawab memang harus dan wajib takut kepada kesyirikan berdasarkan empat alasan di bawah ini:

  1. Syirik adalah jurang kebinasaan
  2. Samarnya kesyirikan dalam umat ini padahal bahayanya sangat besar
  3. Para kekasih Allah saja, Rasulullah dan Nabi Ibrahim ‘alaihimas shalatu was salam merasa takut terjerumus kesyirikan
  4. Banyaknya manusia yang terjerumus ke dalam kesyirikan

Sekarang akan kita urai satu per satu alasan di atas sehingga semakin jelaslah bagi kita akan wajibnya takut kepada kesyirikan.

Bahaya syirik tidaklah diragukan lagi. Barangsiapa yang berbuat syirik, bersiaplah untuk merasakan kesengsaraan yang tiada akhirnya! Cukup bagi kita melihat beberapa ayat untuk melihat betapa berbahayanya syirik ini, diantaranya :

[1] Dosa syirik tidak diampuni dan pelakunya kekal di neraka jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa : 48)

[2] Syirik adalah kezaliman terbesar. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqman : 13)

[3] Surga diharamkan bagi orang musyrik. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maa-idah : 72)

[4] Kesyirikan menghapus semua amal shalih yang telah susah payah dilakukan. Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan” (QS. Al An’am : 88)

Adakah diantara kita yang tidak ingin dosanya diampuni? Adakah diantara kita yang ingin amalan yang telah kita lakukah susah payah sia-sia belaka? Atau sudikah jika surga yang penuh kenikmatan diharamkan untuk kita karena kita berbuat syirik? Dan maukah kita menetap di neraka yang isinya hanya kesengsaraan untuk selama-lamanya? Nas-alullahal ‘afiyah was salamah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, begitu besar bahaya kesyirikan, sementara kesyirikan itu di antaranya ada yang sangat samar bahkan sangat tersembunyi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kesyirikan itu lebih samar daripada rayapan semut” (HR. Abu Ya’la dan Ibnul Mundzir, dishahihkan Al Arna’uth). Maka untuk membedakan mana perbuatan yang termasuk syirik dan mana yang bukan, diperlukan ilmu yang terperinci tentang kesyirikan, tidak cukup hanya pengetahuan global saja. Oleh karena itu, kita wajib mempelajari hakikat kesyirikan dan rinciannya agar terhindar darinya.

Lihatlah kekasih Allah, Ibrahim ‘alaihissalam yang merasa takut dan berlindung kepada Allah dari menyekutukan Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata:Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala” (QS. Ibrahim : 35). Seorang ulama, Ibrahim At Taimi berkata, “Siapakah yang merasa aman dari kesyirikan setelah Nabi Ibrahim?” (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, lihat Fathul Majid).

Mengapa Nabi Ibrahim takut? Jawabannya adalah firman Allah (yang artinya), “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia” (QS. Ibrahim : 36). Ya, kesyirikan telah menyeret banyak manusia menuju jurang kebinasaan sehingga dengan sebab ini Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merasa takut terjerumus kesyirikan karena banyaknya manusia yang terjerumus ke dalamnya.

Hal ini diperparah lagi karena di zaman ini orang-orang menamakan perbuatan yang hakikatnya adalah kesyirikan sebagai sebuah ibadah atau tanda cinta pada orang shalih. Syaikh Shalih Al Fauzan berkata, “Kesyirikan saat ini menjadi hal yang samar bagi banyak manusia, karena dinamakan bukan kesyirikan. Orang-orang yang menyembah orang mati dan kuburan, mereka beristighotsah dengannya dan berdo’a kepada selain Allah. Mereka berkata: ‘Ini adalah bentuk kecintaan pada orang shalih dan ini adalah tawassul kepada Allah Ta’ala agar mereka (orang shalih yang sudah wafat) memberikan syafa’at bagi kami di sisi Allah’. Maka mereka menamakan perbuatan yang tergolong syirik akbar ini dengan selainnya” (Durusun minal Qur’an dengan diringkas).

Disebabkan nama yang berbeda dengan hakikatnya, maka semakin banyak manusia yang tertipu dan kesyirikan menjadi semakin samar di tengah-tengah manusia.

Pelajari Tauhid, dan Terapkan!

Jika kita sudah tahu bahwa syirik adalah jurang kebinasaan dan kita wajib merasa takut terjerumus kepadanya, maka apa yang harus kita lakukan? Apa hanya duduk-duduk dan cukup merasa takut saja? Tentu tidak!

Wujudkan rasa takut kita dengan cara mempelajari tauhid dan syirik yang benar karena dengan ilmu yang benar maka kita akan tahu bagaimana mentauhidkan Allah dengan benar dan mengetahui hakikat kesyirikan sehingga kita terhindar darinya. Setelah itu peringatkanlah manusia dari bahaya kesyirikan karena inilah inti dakwah para rasul terdahulu.

Simaklah perkataan Syaikh Muhammad At Tamimi berikut, “Jika engkau sudah tahu bahwa kesyirikan jika mencampuri ibadah, maka akan merusaknya, membatalkan amal shalih, dan membuat orang yang melakukannya menjadi golongan orang-orang yang kekal di dalam neraka, maka engkau akan tahu bahwa yang paling penting bagimu adalah mengenal kesyirikan tersebut (agar terhindar darinya)” (lihat Al Qawa’id Al Arba’). Wallahu a’lam. [Yananto Sulaimansyah*]

*Penulis adalah santri Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta, salah satu pengurus Ma’had Umar bin Khattab, dan sekarang masih menempuh studi S1 Jurusan Teknik Mesin UGM

3 comments

  1. assalamu’alaikum ya ustadz , ana izin copas ya buat disebarin.. syukron jazakallahu khoir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *