Pluralisme, Paham yang Terbantahkan

Islam, -sebagai agama yang diridhai oleh Allah-, tidak henti-hentinya menghadapi berbagai macam tantangan. Tantangan yang cukup serius adalah tantangan di bidang pemikiran keagamaan, baik internal maupun eksternal.

Kita sudah mafhum, fanatisme, taklid buta, bid’ah, dan khurafat (kesyirikan) telah menjadi tantangan internal bagi Islam. Namun, masuknya pluralisme ke dalam wacana pemikiran Islam telah menjadi salah satu tantangan eksternal yang sangat berbahaya karena berusaha meruntuhkan konstruksi tauhid dalam Islam.

Penyakit ‘Semua Agama Sama’

Saudaraku sekalian, semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita untuk meniti jalan yang lurus. Bagi umat Islam, kebenaran agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perkara yang tidak bisa lagi diutak-atik. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan pernah diterima darinya, dan di akhirat nanti pasti tergolong orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran: 85). Meskipun demikian, ternyata masih ada juga orang-orang (yang disebut-sebut sebagai cendekiawan) mencoba menularkan penyakit tasykik (peragu-raguan) ke dalam tubuh umat Islam. Mereka berpendapat bahwa semua agama benar berdalih dengan kenyataan pluralisme (kemajemukan) agama yang ada di dunia ini. Nama lain ‘penyakit’ ini adalah inklusivisme, suatu istilah yang terkesan ‘mentereng’ namun menyimpan racun yang mematikan!