Pelajaran Berharga dari Jalur Gaza

At Tauhid edisi V/4

Oleh: Ari Wahyudi

Kekejian Yahudi kepada saudara-saudara kita sesama muslim di Gaza terasa menyakitkan di hati setiap mukmin. Kejahatan-kejahatan seperti itu bukanlah perkara yang aneh dilakukan oleh kaum terlaknat seperti mereka. Setiap muslim hendaknya memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya dan berdoa kepada Allah supaya kesulitan dan musibah yang mencekam saudara-saudara kita di Gaza segera terangkat.

Sejarah hitam Bani Israil

Yahudi adalah kaum yang berani mencela dan mengejek Allah Yang Maha suci. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang Yahudi berkata; ‘Tangan Allah terbelenggu’. Justru tangan-tangan mereka itulah yang terbelenggu dan mereka dilaknat akibat ucapan yang mereka lontarkan. Bahkan, kedua tangan Allah itu terbentang, Dia akan memberi bagaimanapun yang dia suka.” (QS. al-Maa’idah [5] : 64). Yahudi adalah para pembunuh nabi-nabi. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hal itu terjadi karena mereka senantiasa mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu terjadi akibat kedurhakaan mereka dan karena mereka selalu melampaui batas.” (QS. al-Baqarah [2]: 61). Yahudi adalah saudara kera dan babi yang berusaha untuk mengelabui Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (QS. al-A’raaf [7]: 163).

Ini adalah konflik antara Iman dan Kekafiran

Kejadian yang menyedihkan ini semakin menguatkan kebenaran berita yang disebutkan oleh Allah ta’ala mengenai permusuhan kaum kafir yang sengit kepada kaum mukminin. Maka kita harus memusuhi orang kafir dikarenakan kekafiran mereka. Tidak sebagaimana pendapat sebagian orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kita tidak akan memusuhi orang-orang kafir kecuali apabila mereka menyakiti dan memerangi kita.” Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah merasa ridha kepada kalian sampai kalian mau mengikuti millah (ajaran agama) mereka.” (QS. al-Baqarah [2]: 120). Ayat ini menunjukkan bahwa permusuhan mereka kepada kita akan terus berlangsung sampai kita ikut menjadi kafir seperti mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya, mereka bersikap keras kepada orang-orang kafir, dan berkasih sayang dengan sesama mereka.” (QS. al-Fath [48]: 29).

Musibah terjadi karena dosa kita

Tindakan melampaui batas dan penghinaan terhadap nyawa kaum muslimin, perampasan harta dan kehormatan mereka merupakan musibah besar yang menimpa kita. Banyak kalangan aktifis dakwah yang keliru dalam mendiagnosa sumber musibah ini. Akibatnya mereka juga keliru dalam menempuh jalan penyembuhannya. Intisari dari penyakit ini adalah kemaksiatan kepada Allah. Kemaksiatan terbesar adalah meninggalkan tauhid dan sunnah serta tersebarnya syirik dan bid’ah di antara kaum muslimin. Hal ini semakin diperparah dengan munculnya berbagai kelompok dakwah yang mengabaikan dakwah tauhid dan lalai dari memperingatkan umat agar menjauhi kesyirikan serta mengikis kebencian kepada musuh Islam yang sudah seharusnya ditujukan kepada bid’ah dan para penyebarnya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran [3]: 165). Ayat tersebut dan ayat-ayat yang lainnya secara tegas menjelaskan bahwa semua musibah –kelemahan dan dikuasai oleh orang-orang kafir termasuk di dalamnya- adalah akibat dari dosa-dosa yang kita perbuat.

Untuk mengatasi hal itu, maka obatnya adalah dengan kembali [bertaubat] kepada Allah, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ta’ala (yang artinya), “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal salih, niscaya Allah akan menjadikan mereka benar-benar berkuasa di atas muka bumi ini, sebagaimana halnya Allah telah mengangkat orang-orang sebelum mereka menjadi pemimpin, Allah benar-benar akan meneguhkan untuk mereka agama mereka yang telah Allah ridhai bagi mereka, dan Allah akan menggantikan rasa takut yang mencekam mereka dengan keamanan; mereka senantiasa beribadah kepada-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku sama sekali.” (QS. an-Nuur [24]: 55). Ini adalah janji dari Allah, sedangkan Allah tidak mungkin menyelisihi janji-Nya.

Bertindak realistis dan bijak

Kaum muslimin semestinya menyadari lemahnya kekuatan mereka. Hendaknya mereka membedakan antara kondisi lemah dan kondisi kuat, dan seharusnya mereka mengetahui konsekuensi hukumnya. Hendaknya mereka menjadi orang yang bertindak secara realistis, bukan menjadi pengkhayal yang gemar berandai-andai. Tidak dibenarkan bagi siapapun mengharuskan kaum muslimin mengikuti keputusan-keputusan yang tidak sesuai dengan kondisi mereka yang lemah seperti sekarang ini. Hendaknya kaum muslimin bertindak sesuai dengan kondisi mereka saat ini, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu memilih berdamai atau berperang dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang ada serta faktor-faktor lainnya. Tatkala beliau berada di Mekah, Allah belum mensyariatkan jihad. Karena pada saat itu beliau dalam kondisi yang lemah.

Satu hal yang tidak bisa dimengerti adalah apa yang mendorong HAMAS untuk melakukan serangan secara terang-terangan kepada Yahudi kafir terlaknat itu. Padahal HAMAS juga menyadari bahwa kekuatan mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Yahudi. Kenekatan mereka itu justru mengakibatkan penyiksaan kaum Yahudi kepada kaum muslimin yang lemah di Gaza semakin keras. Yang lebih aneh lagi adalah tindakan HAMAS yang berkeras meneruskan perang, sampai-sampai orang lain yang melihat mengira bahwa mereka memiliki kekuatan dan kemampuan yang memadai untuk menghancurkan Yahudi. Sesuatu yang cukup memprihatinkan adalah pernyataan HAMAS yang beralasan dengan blokade Yahudi untuk membenarkan tindakan mereka melancarkan serangan-serangan tersebut. Mereka memilih meninggalkan bahaya yang timbul akibat blokade musuh menuju bahaya lain yang lebih berat dan lebih mengerikan; yaitu menggabungkan bahaya blokade musuh sekaligus membuka celah menuju terjadinya pembantaian berdarah. Memang benar, menetapnya Yahudi di bumi Palestina adalah kejahatan dan kezaliman yang tidak boleh diakui sama sekali. Mereka harus diusir agar tidak lagi menjajah al-Quds. Akan tetapi, kekeliruan ini tidak boleh diobati dengan kekeliruan lain yang lebih fatal yaitu membuka jalan tertumpahnya darah orang-orang tidak bersalah dalam jumlah yang sangat banyak.

Syi’ah, biang keladi tragedi berdarah dalam sejarah

Termasuk kekeliruan yang sangat fatal usaha sebagian orang yang membiarkan kaum Syi’ah bergabung dengan barisan Ahlus Sunnah. Sungguh mengherankan! Bagaimana bisa dibenarkan bagi da’i yang mengajak untuk ishlah (perbaikan) justru memberikan tempat bagi kaum Syi’ah yang telah mengkafirkan umat terbaik setelah Nabi-Nya yaitu para sahabat yang mulia seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Syi’ah juga menuduh ibunda kaum mukminin -sosok yang sangat dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus isteri beliau- telah berzina, kaum Syi’ah juga mengangkat kedudukan para imam mereka sebagaimana halnya Allah. Salah satu contoh kekeliruan mereka adalah kunjungan Khalid Misy’al -seorang tokoh HAMAS- ke Iran dan meletakkan karangan bunga di atas kubur Khomaeni beserta pernyataannya bahwa Khomaeni adalah bapak ruhani yang menjiwai dakwah HAMAS di Palestina.

Syaikh al-Islam rahimahullah menjelaskan di dalam ‘Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyah’ [3/377], “Banyak di antara mereka –Rafidhah/Syi’ah- justru menaruh rasa kasih sayang kepada orang-orang kafir dari dalam lubuk hatinya lebih daripada kecintaan mereka kepada kaum muslimin. Oleh sebab itulah ketika pasukan Turki keluar sedangkan orang-orang kafir datang dari arah timur kemudian membunuhi kaum muslimin dan menumpahkan darah mereka di negeri Khurasan, Iraq, Syam, jazirah Arab, dan negeri yang lainnya, maka kaum Rafidhah justru memberikan bantuan kepada mereka (orang kafir) untuk membunuh kaum muslimin. Menteri Baghdad saat itu -yang sudah ma’ruf- yaitu Ibnu Alqami dan orang-orang yang sepertinya, mereka itulah orang-orang yang memiliki peran paling besar dalam membantu orang kafir menghancurkan kaum muslimin. Demikian pula orang-orang Rafidhah yang dahulu tinggal di Syam, mereka itu adalah orang-orang yang paling besar perannya dalam membantu orang kafir memerangi kaum muslimin. Begitu pula orang-orang Nasrani yang dahulu diperangi oleh kaum muslimin di Syam, ternyata kaum Rafidhah pun termasuk pembantu mereka yang sangat berjasa. Demikian pula tatkala Yahudi behasil memiliki pemerintahan di Irak dan negeri yang lainnya, maka jadilah kaum Rafidhah sebagai pembantu mereka yang paling besar perannya. Mereka itu selalu memberikan loyalitasnya kepada orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik maupun Yahudi dan Nasrani. Mereka membantu orang-orang kafir itu dalam rangka memerangi kaum muslimin dan memusuhi mereka…”

Semoga Allah mematikan kita sebagai syuhada’ di jalan-Nya dan menyejukkan hati kita dengan hancurnya Yahudi. Semoga Allah menjaga saudara-saudara kita di Gaza dan di mana saja, dan semoga Allah memberikan hidayah kepada para pemimpin HAMAS untuk meniti jalan yang lurus. [Diringkas serta diberi tambahan sub judul oleh Ari Wahyudi dari makalah Syaikh Abdul Aziz bin Rays ar-Rays hafizhahullah yang berjudul ‘Durus Manhajiyah min Ahdats Ghazah al-Filisthiniyah’, http://www.islamancient.com]

11 comments

  1. wa’alaykumussalam warahmatullah wabarakatuh,
    silahkan akhi.
    barakallahu fiik

  2. Assalamu’alaikum…
    Alhamdulillah, saya sudah mengenal buletin At Tauhid sejak beberapa waktu yang lalu..
    Ketika membaca artikel At Tauhid yang berjudul” pelajaran berharga dari jalur gaza” ada beberapa hal yang menurut saya isinya kurang tepat. Seperti pada kalimat berikut: ” Satu hal yang tidak bisa dimengerti adalah apa yang mendorong HAMAS untuk melakukan serangan secara terang-terangan kepada Yahudi kafir terlaknat itu. Padahal HAMAS juga menyadari bahwa kekuatan mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Yahudi. Kenekatan mereka itu justru mengakibatkan penyiksaan kaum Yahudi kepada kaum muslimin yang lemah di Gaza semakin keras. Yang lebih aneh lagi adalah tindakan HAMAS yang berkeras meneruskan perang, sampai-sampai orang lain yang melihat mengira bahwa mereka memiliki kekuatan dan kemampuan yang memadai untuk menghancurkan Yahudi”

    memang benar bahwa kekuatan Hamas kalah jauh dengan Israel, TAPI itu dulu…sebelum tahun 1990 saat fase perjuangan Palestina masih menggunakan batu, senjata tajam dan bom molotof..

    Namun setelah itu, kekuatan Hamas semakin mendekati kekuatan Israel setelah dimulainya fase perjuangan menggunakan senjata, bom mobil, bom Istisyhad, mortir, ROG, dan rudal (Sofyan, 2005)

    Kita mengenal tokoh besar Palestina yang bernama Yahya Ayyash. Insinyur lulusan Teknik elektro universitas beir Zeit inilah yang membuat jarak senjata Israel-Palestine semakin dekat, Ayyash meracik bom dari bahan obat-obatan yang dijual di apotek2. Juga dia membuat rudal yang mampu menandingi rudal israel. Ga percaya? Rudal Al Qossam yang hanya dibuat di rumah2 penduduk ini mampu merubah peta keamanan diTimur Tengah (berdasarkan ;aporan CNN dalam majalah Times). Bahkan rudal ini lebih berbahaya daripada rudal SCUD buatan irak karna rudal Al Qossam ini TIDAK TERDETEKSI SAMA SATELIT

    Fase perjuangan ini meningkat pesat sejak meletusnya Intifadhah Al Aqsa..

    Jadi, dapat disimpulkan kekuatan HAMAS dengan Israel hampir seimbang..

    Ada juga pernyataan dalam buletin tersebut yang berbunyi “Sesuatu yang cukup memprihatinkan adalah pernyataan HAMAS yang beralasan dengan blokade Yahudi untuk membenarkan tindakan mereka melancarkan serangan-serangan tersebut. Mereka memilih meninggalkan bahaya yang timbul akibat blokade musuh menuju bahaya lain yang lebih berat dan lebih mengerikan; yaitu menggabungkan bahaya blokade musuh sekaligus membuka celah menuju terjadinya pembantaian berdarah”

    Redaksi pasti ingat bagaimana kronologi pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di surabaya.
    Saat itu, penduduk surabaya yang bersenjatakan apa adanya berjihad mati-matian melawan tentara Inggris dengan persenjataan yang jauh lebih canggih. Hasilnya?
    Pasukan Inggris dapat dipukul mundur..
    Jadi menurut saya tidak benar kalo perbuatan HAMAS mengakibatkan rakyat Palestina terbantai. Karena rakyat palestina sadar bahwa mereka sedang dalam situasi perang. Satu-satunya hal yang bisa membuat mereka tidak terbunuh adalah menyelamatkan diri keluar dari Palestina. Tapi bukankah itu hal yang pengecut bukan?

    Bagi anak2 palestina, belum pernah dipenjara atau ditangkap israel adalah banci, jadi toh juga mereka ga pernah takut walaupoun tiap hari harus berhadapan dg tentara yahudi dengan senjata lengkap…

    Ibu2 palestina bahkan terlihat tegar jika anaknya meninggal dalam jihad..

    karena mereka sadar bahwa mereka adalah ORANG2 TERPILIH yang dipilih Allah untuk menjaga bumi palestina

    iya sih…memang benar bahwa serangan hamas ke israel bisa menyebabkan pembantaian berdarah bagi rakyat palestina, tapi apakah hamas harus berdiam diri saja menghadapi pelecehan yang dilakukan israel atas palestina?

    kapan lagi kalo tidak mulai dari sekarang?
    atau mau menunggu sampai ajal menjemput dan kita tidak pernah berbuat sesuatu?

    Baiknya kita sama2 mendoakan supaya hamas dan palestina selalu diberikan kekuatan dan kemudahan dalam berjuang…

    karena bagaimanapun juga, mereka adalah pasukan terdepan Islam dalam perang melawan kemungkaran, sedang kita adalah pasukan yang ada di posisi belakang…

    jadi apapun yang terjadi, kita percaya aja bahwa yang dilakukan hamas adalah yang terbaik.. karena meraka- seperti sabda Rasulullah- umat yang berada di atas kebenaran dan menghadapi musuh mereka dengan kekuatan .

    maaf kalo ada kesalahan dalam menulis komentar ini..
    kalo sempat, mohon redaksi juga mengomentari komentar ini ya…

    Wassalamu’alaikum

  3. Bukan rahasia lagi ,Israel berani unjuk gigi karena dibelakang ada Amerika.Di dalam Palestina sendiri ada kekuatan2 yang berkonfrontasi dengan Hamas.Secara strategis Hamas harus lebih memperhitungkan lebih matang,karena perlawanan kecil Hamas pun akan dijadikan alasan penyerangan besar oleh Israel pada Hamas (bukan Palestina).Sangatlah ironis memang bagi negara2 Arab juga negara2 Islam lain seperti Indonesia yang hanya diam dan melihat tanpa berani mengecam Israel dan Amerika di PBB atau mengeluarkan Pengumuman Resmi Negara tuk mengutuk Amerika & Israel.Hamas memang sedang berjihad meski berbatalyon MIKRO dan aku salut itu…

  4. Perjanjian damai dengan israel tidak ada gunanya. Saya masih ingat menurut penelitian dari pihak palestina, meskipun saat damai pun tiap bulannya Israel membunuhi warga palestina dengan berbagai alasan. Kesimpulan dari penelitian itu, lebih baik angkat senjata daripada diam tapi terbantai juga.

  5. Ass.wr.wb.
    Coba kita lebih berprasangka baik thdp perjuangan saudara2 kita di palestina, karena sesungguhnya mereka yg lebih mengetahui cara yg terbaik. Dan hati2 adu domba yg sengaja dibuat yahudi agar memperlemah kaum muslimin.
    Saudi Arabia sendiri meminta bantuan Amerika (Yahudi) ketika ada ancaman mau diserang sama Iraq dulu.
    Padahal dah jelas kebohongan Yahudi sejak dahulu..
    Sekarang saatnya kita sesama ahlu sunnah lebih peduli dan lebih banyak membantu daripada ahli syiah..
    tunjukkan pada dunia islam !!!
    wassalam

  6. jazakumullahukhair, artikel yg menarik. lebih memberikan pencerahan bagi ana. buat anisa. jangan menggunakan pendapat sendiri, kita menunggu keputusan ulama, bukankah mereka yg plg tau,bdasarkan ilmu mereka, tindakan apa yg harus kita lakukan. klo benar kekuatan hamas hampir sama dg israel, mengapa korban dari kaum muslim jauh lebih banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *