Wahai Saudaraku Jauhilah Sihir

Pembaca yang dimuliakan oleh Allah, salah satu perbuatan yang membuat pelakunya celaka, terjatuh dalam jurang kehancuran adalah perbuatan Sihir. Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa Tukang Sihir adalah orang yang tidak akan beruntung baik di dunia maupun akhiratnya. Allah Ta’ala berfirman (artinya), “Dan tukang sihir itu tidak akan menang dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, “Jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran..” beliau menyebutkan salah satu perkara tersebut adalah perbuatan Sihir.

Makna dan Bentuk-Bentuk Sihir

Sihir secara bahasa maknanya adalah ungkapan untuk menunjukkan sesuatu yang sebab terjadinya masih samar atau tersembunyi. Adapun makna sihir menurut syariat adalah jimat-jimat, mantra-mantra maupun ikatan-ikatan yang dapat menyebabkan kemudharatan kepada sasaran sihir. Bisa berupa sakitnya hati, tubuh, bahkan menyebabkan kematian. Dapat pula menimbulkan pertengkaran dan perpisahan antara suami istri.

Sihir terbagi dua macam, yang pertama dilakukan dengan menggunakan bantuan setan, maka ini termasuk dalam syirik Akbar, mengeluarkan pelakunya dari islam. Jenis yang kedua adalah sihir yang menggunakan obat-obatan atau daun-daunan tanpa meminta bantuan dari setan, maka pelaku perbuatan sihir ini jatuh para perbuatan yang haram. Sihir yang di maksud oleh pembahasan ini adalah jenis sihir yang pertama. Diantara bentuk sihir ada yang diistilahkan dengan sebutan ash-Sharf dan al-‘Athaf. Makna ash-Sharf adalah menjadikan rasa cinta menjadi benci, makna al-‘Athaf adalah sebaliknya, menjadikan rasa benci menjadi suka.

Hukum Sihir Dan Tukang Sihir

Sihir adalah dosa besar, termasuk dalam syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari islam. Sihir termasuk dalam syirik akbar karena pelakunya bekerjasama dengan setan dalam mempengaruhi sesuatu. Sihir tidak terjadi melainkan pelakunya sudah mempelajari dan mengamalkan perbuatan kekafiran terlebih dahulu, yaitu syarat-syarat yang ditetapkan oleh setan untuk kafir kepada Allah. Adapun tukang sihir maka dalam islam dihukumi kafir karena perbuatannya bekerjasama dengan setan. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 102).

Pelajaran yang dipetik dari ayat ini:

  1. Seseorang yang belajar sihir atau mengamalkannya pasti meninggalkan Kitabullah, ini adalah perbuatan kekafiran.
  2. Allah memvonis kafir terhadap setan karena perbuatannya mengajarkan ilmu sihir.
  3. Orang-orang yang mempelajari dan mengamalkan sihir tidak akan mendapatkan keuntungan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa ia telah kafir dengan sebab perbuatannya tersebut.
  4. Ditiadakannya keimanan dan ketakwaan dari orang yang mempelajari sihir menunjukkan bahwa mereka telah kafir.

Dari Bahjah bin Abdah beliau berkata, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menulis surat yang isinya: “Bunuhlah setiap tukang sihir lelaki dan tukang sihir perempuan.” (HR. Ahmad, shahih)

Dari Jundub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang.” (HR. Tirmidzi Mauquf kepada sahabat Jundub).

Pendapat Ulama Tentang Hukuman Tukang Sihir

Pendapat pertama, mutlak harus dibunuh, karena sihir tidak terjadi kecuali dengan jalan syirik melalui bantuan setan.

Pendapat kedua, dibunuh sebagai orang murtad jika sihirnya dengan cara syirik dan ia meyakini kebolehannya. Dibunuh sebagai hukuman (had) bagi seorang muslim jika sihirnya bukan melalui bantuan setan (melalui obat-obatan) akan tetapi menyebabkan terbunuhnya orang yang terkena sihir.

Pendapat ketiga, hukuman diserahkan kepada kebijakan penguasa.

Macam-Macam Sihir

Berdasarkan pengaruhnya yang tampak sihir terbagi menjadi dua, sihir hakiki dan sihir khayali. Sihir hakiki yaitu sihir yang dapat berpengaruh secara nyata kepada sasaran sihir, seperti membuat badan sakit bahkan sampai membunuh. Sihir seperti inilah yang disebutkan oleh Allah dalam surat al-Baqarah di atas. Sihir khayali adalah sihir yang hakikatnya hanyalah tipuan mata, sebenarnya tidak terjadi perubahan pada benda yang tersihir, hanya saja pandangan mata orang yang melihat dijadikan seakan-akan benda tersebut berubah. Sihir jenis inilah yang disebutkan olah Allah ketika menceritakan kisah Nabi Musa dan para penyihir Fir’aun (artinya), “Musa berkata, ‘silakan kalian sekalian melempar.’ Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka.” (QS. Thaha: 66)

Hakikatnya tukang sihir tidak memiliki kemampuan secara mandiri dalam mempengaruhi sesuatu kecuali atas kehendak dan takdir dari Allah.

Adakah Sihir Yang Baik?

Salah satu bentuk sihir adalah menimbulkan kecintaan diantara suami dan istri yang sebelumnya bertengkar, apakah ini termasuk sihir yang baik? Jawabnya: Tidak. Semua sihir adalah buruk, siapapun yang mengatakan bahwa sihir itu tujuannya untuk menjadikan suami cinta kepada istrinya atau sebaliknya maka dia telah berdusta. Hati manusia ada di tangan Allah Ta’ala, bukan di tangan tukang sihir. Kecintaan yang diakibatkan oleh sihir adalah kecintaan semu, bukan di atas kecintaan karena tabiat, bukan di atas kecintaan karena Allah.

Obat paling ampuh yang sesuai syariat adalah Doa. Angkatlah tangan kita dan mohonlah kepada Allah dengan sepenuh keyakinan dan harapan. Mintalah kepada-Nya agar diberikan rasa cinta sebagaimana yang kita inginkan. Lakukanlah amalan-amalan yang dapat menjadikan kecintaan tersebut tumbuh diantara kita. Ini jauh lebih baik daripada meminta kepada tukang sihir atau dukun yang justru mengantarkan perbuatan syirik kepada Allah.

Hukum Ilmu Nujum (Astrologi / Perbintangan)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mempelajari ilmu nujum seseungguhnya ia telah mempalajari sebagian ilmu sihir. Semakin bertambah (ilmu nujum yang dipelajarinya) semakin bertamah pula (dosanya).” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, shahih). Dari Zaid bin Khalid al-Juhani, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengimami kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah setelah semalamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berbalik menghadap kepada para Sahabat lantas bersabda: ‘Tahukah kalian apa yang difirmankan Rabb kalian?’ Para Sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliau pun bersabda: ‘Allah Ta’ala berfirman (artinya): ‘Di kala pagi ini, di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir.’ Adapun orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Allah’, ia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Sedangkan orang-orang yang berkata: ‘Telah turun hujan kepada kita karena bintang ini atau bintang itu,’ maka ia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ilmu Nujum dikategorikan dalam istilah sihir karena ini adalah sesuatu yang samar, tidak ada bukti ilmiah secara logika dan fakta bahwa posisi bintang dapat mempengaruhi sesuatu atau nasib baik dan buruk seseorang.

Ilmu Nujum adalah ilmu perbintangan. Allah menjadikan bintang sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya, jika dipelajari untuk memudahkan mengetahui arah tujuan dalam perjalanan berdasarkan pengetahuan ilmiah. Ilmu yang seperti ini boleh dan terkadang diperlukan. Adapun jika kedudukan bintang-bintang dipelajari untuk mengetahui berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan, atau untuk mengetahui nasib yang akan terjadi pada masing-masing orang maka ini termasuk keyakinan syirik.

Semoga Allah menjauhkan kita dari Sihir dan pengaruhnya. Serta menambahkan kita Ilmu yang bermanfaat dan amal-amal shalih yang diterima. Aamiin

 

Penulis : Satria Buana, ST. (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)

Murojaah : Ust. Afifi Abdul Wadud, BIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *